Pas jaman kerja trus lagi liburan ceritanya. |
Saat itu bulan April setelah Ujian Nasional berakhir. Bayangan
tentang hari wisuda dan kelulusan sudah tergambar jelas di benakku. Saat dimana
aku berkaca-kaca sambil mengucapkan salam perpisahan pada sekolah ini, pada
teman-teman serta guru-guruku. Pada setiap sudut gedung sekolah yang pernah kusinggahi.
Pada meja kursi kelas yang menjadi saksi bisu perjuanganku selama 3 tahun di
sekolah ini. Ah, rasanya baru kemarin aku datang sebagai seorang siswa baru
Menghabiskan hari-hari terakhir sebelum akhirnya hari kelulusan itu
tiba, aku mulai bergerak di dunia maya untuk mencari peluang penghasilan. Beruntung,
pencarianku berujung memuaskan. Aku menemukan salah seorang distributor
buku-buku ber-niche bisnis, yang sedang mencari reseller atau bagian
penjualan untuk bisnisnya. Karena memang benar-benar baru dalam bisnis online,
maka sebelum memutuskan mendaftar aku mencari beberapa referensi artikel di
google tentang tugas-tugas seorang reseller ini. Hingga akhirnya, kuputuskan
untuk mantap mendaftarkan diri.
Beberapa minggu berjalan, aku benar-benar belajar hal baru dari
kegiatan jual beli di dunia maya. Baru satu dua orang tertarik untuk bertanya-tanya
tentang produk yang kujual. Tentang apa manfaat yang akan mereka dapatkan jika
membeli produk tersebut. Lantas, berdasarkan kemampuan yang kuperoleh dari
atasanku, aku melayani calon-calon pelanggan itu dengan sabar. Ya, seperti
berjualan konvensional pada umumnya, para pelapak online, apalagi sekelas
pemula seperti diriku saat itu, pernah mengalami penolakan, cibiran, dan
hal-hal tidak menyenangkan lainnya yang berujung baper.
Namun untuk menjadi seorang yang besar, aku tentu saja tidak ingin
terbawa dalam perasaan-perasaan yang justru menyiksaku sendiri. Makanya, sebisa
mungkin aku menepis segala sakit hati yang sempat kurasakan. Mencoba melatih
diri untuk menjadi kuat. Karena aku percaya, bahwa tangga kesuksesan itu hanya
akan dipijak oleh orang-orang yang mau berjuang pada keadaan apapun dalam
hidupnya. Ya, bahkan dalam keadaan paling nadir sekalipun.
Sejak saat itu, aku mulai belajar dengan sungguh-sungguh. Mencerap
berbagai informasi penting yang dibagikan oleh atasanku. Kadang, juga turut
membaca beberapa literatur tentang online shopping di internet. Hingga
akhirnya, aku menemukan sebuah kutipan yang masih begitu lekat hingga kini.
Kutipan itu berbunyi, “Kapasitas diri berbanding lurus dengan daya tampung
rezeki,”. Yang bermakna kurang lebih, bahwa dengan kita selalu meningkatkan
kemampuan diri sendiri pada niche atau spesifikasi tertentu yang ingin
kita kuasai, maka daya tampung terhadap rezeki itu sendiri akan semakin besar.
Intinya, memantaskan diri untuk menjadi seseorang yang memang layak
diberi kelebihan oleh Allah, memang sangat penting adanya. Sebenarnya, hal ini tidak
hanya berlaku dalam hal materi saja. Melainkan mencakup segala hal. Dan salah
satu cara yang kulakukan adalah dengan banyak belajar dan meningkatkan
kapasitas diriku untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari diriku yang
sebelumnya.
Namun profesi sebagai reseller online itu tidak bertahan lama.
Karena, ada kejadian lebih memilukan daripada sekadar ditolak atau dihujat oleh
calon pembeli. Yakni, ketika aku merasa sudah semakin dekat dengan mimpiku
untuk berkuliah di sebuah universitas kenamaan di Semarang, sedangkan orang
tuaku terutama ibuku sendiri justru menyuruhku untuk bekerja terlebih dahulu.
Sebenarnya, permintaannya ini bukan tanpa alasan. Karena pada dasarnya, beliau
sudah tidak sanggup jika harus membiayaiku berkuliah, apalagi di tempat yang
jauh dari jangkauan tempat tinggal kami, dan tidak ada satupun saudara yang
dikenal.
Lengkap sudah rasa sedihku kala itu. Jika kuceritakan bagaimana
suka dan duka selama menjalani hari-hari penuh bebandan tekanan itu, kurasa
akan menghasilkan berlembar-lembar halaman buku hingga berwujud sebuah novel
autobiografi. Hahaha.
#DAFTARODOP6
0 comments:
Post a Comment