Kemarin, notifikasi whatsapp di gawaiku mendadak ramai karena
adanya grup baru tentang kepenulisan. Aku ingat belaka karena beberapa hari
sebelumnya, sempat mengisi form dan mendaftar ke salah satu kelas menulis
online tanpa biaya. Senang rasanya bisa diterima. Harapanku adalah bisa
berproses bersama penulis-penulis lain di grup ini. InsyaAllah.
Komunitas ini bernama One Day One Post yang biasa disingkat dan
dikenal dengan nama ODOP. Itu artinya, jika program sudah berjalan, maka para
peserta benar-benar diharuskan untuk menulis atau membuat postingan minimal
satu postingan atau tulisan sehari. Kedisiplinan dan komitmen tinggi akan
terbangun dari sini. Mental penulis yang tidak mudah puas dan menyerah terhadap
satu karya, benar-benar akan diuji di sini. Maka dari itu, semoga saja diri ini
bisa senantiasa meluruskan niat dan tekad untuk benar-benar berjuang menggapai
mimpi-mimpiku menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain melalui tulisan. Aamiin
Ya Rabb.
Hari berikutnya, tepatnya hari ini, kami seluruh anggota grup besar
dipecah menjadi beberapa grup kecil dengan nama-nama Pulau di Indonesia. Nama
pulau-pulau yang dipakai sebagai nama di grup kecil tersebut diambil dari
nama-nama pulau yang ada di Indonesia Timur sana. Seperti Pulau Bungin, Pulau Harapan,
Pulau Buru, dan Pulau Natuna. Nah, namaku tercatat pada deretan anggota di grup
Pulau Bungin yang di ampu oleh Lutfi, Setya Romana, dan Sovia.
Kesan pertama ketika mendengar nama Bungin disebut adalah cerita pada
sebuah novel tentang seorang anak nelayan tangguh yang berhasil menghiasi
setiap jengkal kehidupannya dengan perjuangan dan pengorbanan. Novel itu
berjudul Tentang Kamu yang ditulis oleh Tere Liye. Dengan tebal sekitar 500
halaman lebih, sebuah prestasi ketika aku mampu menyelesaikannya hanya dalam
waktu satu hari.
Karena gaya penulisan Tere Liye yang begitu mengalir serta alur
cerita yang disuguhkan secara ciamik, aku sekan tidak merasakan waktu berjalan.
Hahah. Memang harus sampai seberlebihan ini ketika membicarakan karya Tere
Liye. Hampir semua bukunya best seller dan laku keras di pasaran. Tema-tema
langka yang beliau angkat, gaya bahasa, serta jalan cerita yang tidak biasa memang
memiliki daya tarik tersendiri.
Pulau Bungin terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tercatat sebagai
pulau dengan penduduk terpadat sedunia. Dengan rumah-rumah apung di atas laut
yang saling berjejer begitu rapat, ternyata Bungin juga merupakan tempat dengan
kesadaran toleransi yang begitu tinggi.
Semakin aku menanamkan kata “Pulau Bungin” di kepalaku, semakin
liar kenangan tentang masa kecil ibu Sri Ningsih yang merupakan tokoh utama
pada novel Tentang Kamu. Bagaiaman seorang Zaman Zulkarnaen yang merupakan
kuasa hukum yang sedang menggali kisah kliennya dari mulai masa kecilnya,
bahkan sebelum klien itu lahir. Meskipun pada akhirnya ending dari cerita ini
bisa dibilang indah, intrik-intrik yang sengaja dibuat pada bagian-bagian
tengah cerita ini membuat aku pribadi memberikan penilaian bintang 5 untuk
measterpiece sehebat itu.
Ini hanya sedikit yang kuketahui tentang pulau Bungin. Sebuah pulau
yang masih katanya, bagus dan meski tidak asri atau rindang karena pepohonan
hijau.
0 comments:
Post a Comment