Setelah lulus SMA, mendapat ijazah, dan terbebas dari beban
sekolah, apa yang akan kamu lakukan untuk melanjutkan hidupmu setelahnya? Apakah
melanjutkan pendidikan dengan mendaftar di perguruan tinggi, bekerja, menikah,
ataukah hanya sekadar menjadi pengangguran dan benalu bagi keluarga semata? Bagaimana,
sudahkah menentukan pilihan?
Kadang, menurutmu hidup itu tidak adil. Seringya, kamu menemukan
apa-apa yang diingini, namun belum tentu bisa kamu dapati. Apa-apa yang menjadi
cita dan cintamu, tidak selalu menjadi sesuatu yang bergerak menujumu. Ya,
mungkin kamu, atau bahkan kita pernah berpikir tentang suatu hal yang sama, demikian
rupa.
Tapi pernahkah kita berpikir dari sudut pandang lain, tentang
hikmah yang selanjutnya terjadi pada setiap kejadian yang menimpa diri? Sudahkah
kita menemukan kesalahan-kesalahan tak kasat mata pada diri kita yang bahkan
mungkin terlalu sering terjadi? Mungkin bukan terhadap orang lain kesalahan itu
dibuat. Melainkan pada diri sendiri, akan cara pandang terhadap hidup dan Sang
Pemberi kehidupan.
Sering kita merasa ‘sok’ tahu terhadap apa yang terbaik
untuk diri kita. Namun, nyatanya semua itu tidak benar adanya. Yang ada, kita
tidak pernah benar-benar tahu terhadap skenario terbaik yang akan diri kita
jalani dalam kehidupan ini.
Lantas, banyak mengeluh bukanlah solusi. Seperti halnya sosial
media yang tetiba menjadi tempat penampungan bagi segala macam keluh kesah yang
bersarang di hati. Sebuah diary digital yang bisa diakses setiap orang. Pun demikian,
entah mengapa ada perasaan bangga tersendiri setiap orang lain, atau bahkan
seseorang tertentu yang dituju melihat apa yang dibagi ke sosial media
tersebut. Apakah ini termasuk sebuah wabah?
Entahlah. Namun, fenomena tersebut kenyataannya telah menjangkiti sebgaian
dari kita. Apalagi bagi mereka yang sedang mencari jati. Perasaan ingin diakui,
diterima dalam sebuah “society” yang begitu kuat. Padahal, eksistensi
seseorang di muka bumi ini ialah sesuatu yang semu. Sesuatu yang fana, dan
pasti binasa.
Lantas, apa yang sebenarnya kita cari?
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
0 comments:
Post a Comment