Kata pepatah, kegagalan itu adalah suatu keberhasilan yang
tertunda. Beberapa orang meyakini hal tersebut dalam hatinya, lalu mulai
berusaha. Beberapa lainnya, hanya sekadar tahu, lantas biasa-biasa saja dalam
menyikapinya. Jelas saja dua sikap ini sangat bertolak belakang untuk kelanjutan
masa depan diri kita kedepannya. Entah itu menjadi pribadi yang berhasil dengan
luar biasa. Atau hanya biasa saja tanpa memiliki apa-apa.
Mungkin, kamu pernah atau bahkan sering merasakan kegagalan dalam
mencapai impian-impianmu. Gagal dalam ujian. Tidak lolos seleksi masuk
perguruan tinggi. Tidak masuk klasifikasi pekerja yang mumpuni. Atau bahkan
kerap kali mengalami penolakan dari seseorang yang menjadi tambatan hati. Percayalah,
tidak setiap hal buruk yang menimpamu adalah atas dasar dirimu bodoh atau tidak
layak untuk bahagia. Melainkan, pasti ada rencana Tuhan, berikut semesta yang akan
menyajikan sebuah panggung kehidupan untukmu yang sama sekali berbeda dengan
milik orang lain.
Namun, tidak jarang kamu melihat keberhasilan teman-teman sebayamu
yang lain, yang telah memiliki prestasi atau pencapaian yang lebih daripada apa
yang kamu miliki sekarang. Mereka seolah berdiri di atas angin, di hadapanmu
saat ini. Sedangkan, kamu hanya mampu menatap mereka dari kejauhan tanah yang
tandus nan berdebu. Kemudian kamu mulai membanding-bandingkan hidupmu dengan
hidupnya. Seolah, hidupnya lebih bahagia dan lebih sempurna daripada hidupmu.
Padahal, kamu hanya tidak tahu apa-apa yang telah ia lewati untuk
bisa sampai pada titik keberhasilan itu. Kamu hanya belum memahami, apa saja
yang ia korbankan untuk dapat meraih apa-apa yang ia impikan saat ini. Mungkin
kebahagiaan, mungkin waktu, mungkin perasaan, mungkin materi, dan lain
sebagainya. Sedangkan cucuran air mata, keringat, dan perasaan hampir menyerah
begitu saja mereka sembunyikan dan kubur dalam-dalam di tempat paling rahasia,
yang hanya mereka sendiri yang tahu dimana.
Ah, sudahkah kamu berpikiran sampai ke sana?
Berdirilah di depan cermin dan katakan pada pantulan yang muncul di
sana. Bahwa, “Aku juga bisa menjadi sepertinya. Dia saja bisa, kenapa aku
tidak?”. Tantang dirimu untuk menembus batas-batas juang yang kamu miliki. Perkuat
itu dengan terus menerus memotivasi diri. Nikmati setiap proses yang harus
dijalani. Sembari berdo’a, menyerahkan apa-apa yang tak bisa kamu lampaui hanya
kepada Tuhan yang Maha Mengetahui.
Maka, sebuah keberhasilan yang kamu ingini meningkat menjadi sebuah
keniscayaan yang mungkin bisa terjadi. Hanya saja, jangan pernah harapkan
apapun kepada manusia, karena itu akan membuatmu terluka. Melainkan,
berharaplah hanya pada Sang Pencipta. Karena Dia, yang telah menuliskan
skenario berikut lika-liku dalam hidupmu hingga sedemikian rupa.
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
0 comments:
Post a Comment