Saturday, November 8, 2014

Absurditas Mimpi

Pukul enam sore kemarin, saya baru pulang aja dari Jogja. Setelah seharian jalan-jalan di sana, rasanya capek banget. Kaki kayak mau copot, terus tangan juga pegel semua. Badan apalagi. Dari mulai tidur telentang, tengkurep, nyamping kanan, nyamping kiri, kaki di kepala kepala di kaki (ini kok malah nyanyi, sih x_x). Ya begitulah. Intinya cuapeek banget, tapi itu versi dramanya. Jadi lebay. Hahah :D


Kembali ke hal yang ingin saya bahas. Mimpi. Ya, semua orang tahu kalau mimpi itu bunga tidur. Tapi nggak tahu kenapa, dalam mimpi saya tadi malam itu kayaknya nyataaaaaa banget. Feeling saya kok kuat gitu bakal kejadian beneran di dunia nyata. Heheh, tapi kan cuma feeling.. Ceritanya gini…


Sepulangnya saya dari Jogja itu, saya kan tidur awal nih. Sekitar jam setengah delapanan gitu (xixixi padahal biasanya saya jagoan begadang, sampe jam dua belas pun bahkan sering). Dan tidur itu tidur saya yang pertama. (ada part dua ceritanya). Nah itu, saya belum mimpiin hal yang aneh-aneh. Terus tengah malem gitu saya kebangun karena belum sholat isya’. Terus kan saya sholat isya’ nih, karena masih capek bin buanget, saya ngelanjutin tidur deh heheh. Dan intinya, tadi malem saya enggak belajar sama sekali (jangan dicontoh ini >,<).






Dan cerita pun berawal dari sini. Tidur saya part kedua :D


Settingnya di sekolahan. Kebetulan, di sekolah itu ada anak baru. Dia cowok. Tapi dia kelas satu, adek kelas ceritanya. Digambarkan di mimpi saya itu, dia berkulit eksotis gitu. Tapi kalau pas senyum manisss banget. Semanis SPG ekstrak kulit manggis (hahah emang ada, ya). Cerita berlanjut..


Ganti adegan. Kali ini adegannya saya pulang sekolah. Pasti ke rumah dong kalau pulang. Nah pas pulang itu, saya ketemu lagi sama si cowok manis (anak baru) tadi. Dia sama orang tuanya, sama kakaknya juga (pssst kakaknya cowok tadi sebenernya beneran ada di kehidupan nyata. Dia pacar salah satu temen saya. Saya juga nggak ngerti kenapa bisa mimpiin dia. Ya, kalau temen saya baca postingan ini, moga aja dia nggak marah, nggak cemburu. Kan ini cuma mimpi aneh saya aja -__-) Oke lanjut..


Jadi, satu keluarga tadi kan datang ke rumah saya. Ternyata eh ternyata, mereka bawa banyak bingkisan. Buat apa coba? Ngelamar saya! Oh my to the god! Seorang adek kelas, ngelamar kakak kelasnya di saat masih sama-sama sekolah? Baru kenal pula! Cuma ada dalam mimpi, you know? (oke ini alay -__-) Skip this one. Abaikan. Oke, sampai mana tadi?


Oh ya, saya dilamar adek kelas. Nah, nggak ada jarak berhari-hari, settingnya langsung ganti lagi. Kali ini di pelaminan (ceritanya, dekornya ala-ala Raffi-Nagita gitu. Hahah. Anak gossip saya mah, jadi kebawa mimpi kan).


Itu ternyata yang jadi pengantinnya saya sama si cowok manis tadi. Ulala. Kebayang nggak sih, hari ini nikah, terus besoknya masih harus sekolah? Dan adegan ini berlangsung cepat. Tiba-tiba saya udah ada di sekolahan lagi.


Di sini ceritanya ada ribut-ribut apa gitu enggak jelas. Terus kan saya samperin tuh (maklum suka kepo sih, heheh). Eh ternyata ada dua cowok yang lagi berkelahi, nggak tahu masalahnya apaan. Truskan ceritanya saya kayak sok pahlawan gitu, ngelerai-lerai. Eh, mereka malah narik-narik nggak jelas gitu. Terus si cowok manis tadi ceritanya udah jadi suami saya (ini apa banget -___-) dia dateng gitu ceritanya. Seinget saya, nama cowok manis itu “Scopio” (mungkin karena ini November jadi kebayang sama bintang di bulan ini).


Nah, kakaknya Scopio ini namanya saya samarkan heheh. Dia ternyata kerja di sekolahan saya. Aneh banget pokoknya. Dia itu ngedatengin ribut-ribut ini. Terus senyum aneh gitu sama saya dan nggak lama, dia marahin dua cowok yang berkelahi tadi. Dan anehnya lagi, kedua orang tadi malah nyalahin saya. Nyalahin kenapa saya musti nikah sama Scopio. Di sini saya mulai deg-degan asli. Scopio tiba-tiba ngerangkul saya erat banget. Dan anehnya, si kakak Scopio malah melototin kami. Saya kan takut. Terus ceritanya ada tangga ke bawah tuh, nah kami turun deh lewat tangga itu.


Nggak tahu kenapa, walau di dalam mimpi, saya ngerasa nyaman banget dirangkul sama Scopio ini. Sosok dia kayak asli gitu. Dan selama saya masih duduk di bangku sekolah ini, emang sih saya belum pernah ngerasain yang namanya pacaran. Saya anaknya enggak neko-neko gitu, hehe. Pokoknya saya deg-degan banget di mimpi saya kali ini. Scopio ini, kayak beneran ngerangkul saya di dunia nyata. Yang saya rasain saat bareng dia, sosoknya begitu hangat. Saya gambarin deh sosok dia.


Dia itu tinggi banget (saya sepundaknya). Item, tapi manis. Matanya belo. Dia nggak ada kumis ataupun jenggot. Rambutnya rapi, tapi ikal. Dia suka pakai jaket baseball di setiap adegannya di mimpi saya. Tangannya besar-besar banget. Apalagi ya? Kayaknya itu aja.
Dari sekian banyak adegan dan setting yang saya lewati di mimpi saya kali ini, maka terbangunlah saya. Eh, udah jam setengah lima. Sebangunnya saya dari tidur ini, saya nggak langsung bangun, sih heheh. Dikarenakan masih capek itu (alasan yang paling mutu).


Duuh, sebenernya ini pengalaman dan cerita pribadi sih, tapi berhubung ini konyol dan banyak absurd, jadi saya share deh di blog reot saya ini. Ya, semoga aja ada yang ketawa. itung-itung juga buat ngisi postingan di bulan November ini heheh. Oke deh, mungkin sekian dulu postingan saya kali ini. Besok saya certaindeh, pengalaman saya jalan-jalan di Jogja dan ke RBTV pula :D. Oke gaess bye!!


Hug
Risma Ariesta

Thursday, October 23, 2014

Time

Lost time never come back

Kenapa sih 'waktu' itu sangat berharga bagi kehidupan ini? Kenapa juga harus ada masa lalu, masa depan, dan masa sekarang? Kenapa waktu tidak bisa dihentikan walau hanya untuk sejenak saja? Kenapa waktu tak bisa diulang kembali? Kenapa? Kenapa? Sebenarnya masih banyak kenapa yang masih terngiang di kepala saya. Tapi jika saya tuliskan semua kenapa itu dalam postingan ini, tak akan ada habisnya. Hehe :D

Andai saja kita bisa kembali ke masa lalu. Bahagia bersama orang yang kita cintai dan mencintai kita. Mengingat semua kenangan yang pernah kita lakukan bersama dia. Susah, senang kita arungi bersama. Bisa kembali ke masa lalu. Dimana orang yang kita sayangi masih ada bersama kita. Tertawa bersama kita.


Ingin sekali waktu itu kita hentikan. Namun apa daya. Kita bukan siapa-siapa. Bila saja waktunya telah tiba. Dan memanggil orang yang kita cintai itu, kita hanya bisa menerima dan mengikhlaskan apa yang terjadi. Menyerahkan semuanya pada Allah. Karena setiap yang datang, pasti akan kembali jua.

Ingin kita bisa melompat ke masa depan. Berharap masa depan akan lebih baik. Namun itu tidak bisa. Hanya khayalan dan mimpi semata. Masa depan yang lebih baik itu hanya ada dalam hati dan angan-angan kita. Bisa saja menjadi nyata. Atau justru sebaliknya. Maka dari itu, masa depan adalah misteri. Dan kitapun tidak berhak untuk menebak ataupun meramalkannya. Masa depan biarkanlah.


Waktu. Akan terus berjalan dengan kuasa dan hendak Allah. Walau apapun yang terjadi. Waktu akan selalu berbeda dan akan tetap seperti itu. Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Pergunakanlah ia dengan kegiatan yang bermanfaat dan bisa mendekatkanmu pada-Nya, pada orang tua, keluarga, sahabat, teman, dan orang-orang yang kamu cintai.

Karena waktu yang hilang, tak akan pernah kembali lagi.
This entry was posted in

Sunday, October 5, 2014

Happy Sunday World!

Hai!

Masih jam delapan pagi saat aku hendak menuliskan postingan ini. Ya, semoga berhasil menjadi sebuah postingan utuh. Aku bilang begini karena biasanya aku malas untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Padahal hanya karena hal sepele. Entah pemberitahuan dari facebook, mention dari twitter, dan hal lain yang tak penting yang justru aku lakukan.

Pagi ini kepalaku menjadi pening setelah semalaman tadi berkutat di depan layar monitor. Dan sekarang ini juga. Masih. Leherku terasa begitu kaku. Mungkin karena terlalu memaksakan diri untuk online di jejaring sosialku. Konyol. Ku sadari aku terlalu konyol. Jejaring sosial yang tak penting, tak menghasilkan apa-apa, justru ku gebu untuk sesuatu yang bahkan tidak aku cari.

Sedangkan menulis, mendesain, dan kegiatan bermanfaat lainnya justru aku tinggalkan. Hanya demi sebuah nafsu sesaat. Tidak berarti.

Aku terlalu egois untuk diriku sendiri. Selalu memenangkan nafsu yang hanya sesaat daripada impian dan harapan di masa mendatang. Haha. Bahkan pun saat ini aku sudah mulai kehabisan ide untuk menulis apalagi pada postingan ini. Huuu! Payah sekali aku ini. Tak seperti koar-koarku di jejaring sosial yang gencar berbicara tentang menerbitkan buku ataupun novel. Menerbitkan postingan ini pun entah jadi entah tidak.

Bisa dibilang, aku ini katak dalam tempurung. Tak mengenal dunia luar. Terkungkung dalam sebulat tempurung, yang itu itu saja. Bodoh memang, terus bertahan di zona nyaman ini. Tapi sepertinya aku memang belum siap keluar dari sini. Dari zona nyaman ini. Fiuh, tapi sampai kapan aku tetap bertahan?

Ya Allah! Sadarkanlah aku dari mimpi-mimpiku! Bangunkanlah aku agar aku bisa berusaha lagi. Agar aku tak hanya bermimpi lagi. Agar aku bisa berlari dan mengejar semua mimpiku yang sudah mendahuluiku di depan sana.

Melalui postingan ini aku ingin berjanji pada diriku sendiri. Dan semoga, hatiku tak mengingkari perjanjian ini. Hehe. Ya, begitulah aku. Tapi itu aku yang dulu. Aku yang sekarang, pastinya harus berbeda dengan yang dulu. Aku yang produktif menulis, aku yang bisa dan mahir mendesain, dan aku yang ceria dan semangat. :)

Happy Sunday world!
This entry was posted in