Sunday, May 13, 2018

Who Am I?

Masjid Putra, Putrajaya, Malaysia 2016

Terhitung sejak akhir 2016, saya memutuskan untuk tidak lagi membagikan foto wajah (selfie) di sosial media manapun. Sejak saat itu pula, saya merasa benar-benar malu pada diri saya sendiri. Malu di sini bukan karena saya tidak bersyukur atas pemberian Allah terhadap diri saya. Melainkan, lebih kepada malu karena begitu banyak kejelekan yang masih terdapat dalam diri saya, yang tidak orang ketahui. Sedangkan Allah selalu menutup rapat-rapat semua itu.

Sebagai seorang hamba, tentu saja saya pernah merasakan benar-benar menjadi yang begitu hina di hadapan Tuhan. Teringat akan dosa-dosa masa lalu yang belum saya taubati secara nasuha. Yang belum saya tangisi secara sungguh-sungguh. Yang masih sering saya kerjakan. Masih begitu lalai akan adanya hari pembalasan kelak. Dan malah berleha-leha dengan seenaknya. Astaghfirullah. Malu. Sangat malu.

Tapi, Allah memang Maha Baik. Dia berikan petunjuk kepada hati saya untuk tergerak memperbaiki diri. Untuk lebih dekat kepada-Nya. Untuk menjadi seorang muslimah yang pandai menjaga. Baik di dunia nyata maupun maya. Dan ini yang sedang saya usahakan untuk istiqomah sampai sekarang.

Memang kelihatannya sulit untuk tidak mengunggah foto diri di sosial media. Menghapus semua yang pernah terunggah dengan pelbagai macam pose pun sama  sulitnya. Tapi, saat itu saya hanya ingin benar-benar mendapatkan cinta Allah. Walau memang sangat sulit untuk menjaga semangat tetap membara.

Wanita, pada dasarnya memiliki sifat ingin dilihat. Ketika ia merasa dirinya cantik, maka umumnya ia akan bertanya pada orang lain, atau minimal mencari pengakuan atas dirinya. Dengan kalimat langsung atau tak langsung, yang intinya menginginkan pembuktian bahwa ia benar-benar cantik. Padahal, sebenarnya cantik itu tidak hanya diukur dari keelokan wajah dan fisik. Dan berusaha menjadi cantik, juga bukan goals atau tujuan kita diciptakan. Cantik itu murni pemberian Allah dan sebesar apa rasa syukur kita terhadap pemberian itu. Bukan sebuah penilaian manusia yang relatif dan selalu berubah.

Dewasa ini, begitu banyak kita temukan gadis cantik dan yang dianggap cantik, hidup dan bernapas di muka bumi ini. Sebagian dari mereka, menghiasi jalan-jalan sambil mengiklankan suatu produk. Ada yang berlenggak-lenggok tanpa menutup aurat. Ada juga yang sudah menutup aurat, tapi tidak sesuai syariat. Dan masih banyak gadis cantik lainnya yang mungkin tidak mengerti seberapa berharganya kecantikannya itu. Yang dengan bangganya ia pamerkan kemana-mana. Memang, orang lain kadang perlu untuk mengetahui siapa identitas kita. Tapi, kadang sebagian orang terlalu mengeksplorasi dirinya secara berlebihan. Hingga menyebabkan suatu permasalahan dengan dirinya sendiri. Dalam Islam, biasanya hal ini ada kaitannya dengan ujub, atau membanggakan dirinya sendiri. Meng-AKU-kan dirinya, lebih baik daripada orang lain. Naudzubillah.. 

Sebenarnya, cantik saja tidak cukup sebagai bekal kita untuk mendapatkan surga. Memang betul. Karena yang Allah lihat pada diri kita adalah taqwa dan hati. Seberapa taatnya kita pada Rabb, pemilik semesta ini. Dan seberapa bersih hati kita untuk selalu qanaah dan khusnudzon kepada-Nya.

Jadi, tidak peduli cantik atau tidaknya seorang wanita di mata manusia lainnya, yang jelas selama dia beriman dan bertaqwa kepada Rabbnya, ia lebih dari sekadar cantik.

Lalu, pertanyaan tentang siapa saya dalam postingan ini apa jawabannya?

Cukup sederhana sebenarnya untuk menjelaskan siapa saya. Tapi kadang, kerumitan terjadi setelah saya memulainya dengan kalimat-kalimat penjelas yang ujung-ujungnya malah tidak nyambung dengan kalimat utama. Heheh.

So, who am i?

Seperti yang selalu saya bilang, saya hanyalah perempuan biasa yang punya segudang mimpi untuk diwujudkan. Sedang berusaha menjadi sebenar-benar muslimah yang taat pada Rabb. Berjuang melawan diri sendiri. Meniti harapan menuju kebahagiaan dunia akhirat. Dan menjadi anak sulung sekaligus perempuan satu-satunya, yang benar-benar berbakti kepada kedua orang tuanya yang alhamdulillah masih sehat dan hidup sampai sekarang.

Sebenarnya, banyak yang ingin saya bagi dan ceritakan di postingan ini. Tapi, kesadaran bahwa hari ini saya belumlah menjadi apa-apa dan bukan sebagai siapa-siapa, membuat jemari saya terhenti sampai di sini untuk menjelaskan detail diri saya secara sepenuhnya.

Cukup surelkan pesan untuk berkenalan secara lebih jauh ke rismariest@gmail.com atau datang sendiri ke rumah saya bagi yang tahu. Haha. :D

Oke, cukup sekian postingan kali ini. Perdana. Semoga bisa istiqomah posting ke blog reot ini untuk setiap harinya. Aamiin.

Entahlah. Blog menjadi pelarian paling sempurna ketika sosial media terasa sudah membosankan. Hahah.