Tuesday, November 21, 2017

Kata Orang...

Seseorang pernah bilang padaku begini,

"Kamu sekarang di Malaysia kok tambah islami ya? Nggak kayak dulu."

atau ini

"Makanya jangan ceramah melulu yang sering ditonton. Jadi nggak tahu kan, informasi lain kayak dunia kesehatan, kecantikan, fesyen, dll."

dan begini

"Udah deh, nggak usah sok agamis. Biasa aja kali ah."

Hmmpphh.. Saat itu aku hanya bisa menarik nafasku dan tersenyum, sembari berkata dalam hati, "Ya sudahlah. Toh ini pilihanku." Selesai.

Namun seiring berlalunya hari, otakku mengendapkan beberapa pernyataan itu dan memikirkannya sampai sejauh ini. Ya, memang. Aku bukanlah tipe orang yang mudah menanggapi sesuatu secara spontan. Tidak. Melainkan, otakku memerlukan waktu untuk mencerna setiap kalimat, setiap kata, bahkan setiap maksud dari kata-kata tersebut.

Dengan kata lain, aku cukup telmi (telat mikir) ketika sedang berkomunikasi secara langsung dengan orang lain. Pun, sebenarnya aku tak terlalu mempermasalahkan tentang kepribadian diriku yang cenderung introvert, atau apapun. Selama aku nyaman dengan diriku, aku tak harus menjadi seseorang yang lain agar orang lain bisa menerimaku.

Oke, kembali pada tanggapanku untuk pernyataan-pernyataan di atas.

Untuk poin pertama, kurasa pernyataan itu tergolong seperti penyesalan. Tapi apa yang harus disesalkan? Dan kenapa harus menyesalkan?

Begini. Aku adalah seorang muslimah. Agama fitrah ketika aku dilahirkan adalah Islam. Memang, aku memiliki Islam ini tanpa kuminta. Karena sepanjang garis keturunan di keluargaku, alhamdulillah kami semua tercatat sebagai penyembah Allah Yang Maha Esa.

Jadi, kenapa aku harus malu dengan Islam yang sekarang kupeluk ini? Tidak bolehkah jika aku melekatkan kepribadianku dengannya?

Lantas, kalimat pernyataan "Sekarang kok kamu lebih islami, ya" Menjadi ganjil menurutku.

"Lho kenapa tidak? Bukankah aku seharusnya bangga? Bukankah aku seharusnya bersyukur?"

Aku jadi teringat sebuah nasehat yang pernah disampaikan Ustadz Felix Siauw dalam salah satu ceramahnya.

Kita, siapa saja kita. Yang lahir dalam keadaan orang tua kita beragama Islam, seharusnya lebih banyak bersyukur. Kenapa? Karena Allah telah memberikan kunci surga-Nya tanpa kita minta. Tak perlu kita mengucap syahadat terlebih dahulu untuk diakui menjadi seorang muslim. Karena pada hakikatnya, kita telah lahir dalam keadaan muslim, tersebab jalur keturunan dari orang tua kita.

Namun demikian, Islam memang bukanlah agama warisan. Tapi, Allah-lah yang telah memilih hati-hati kita untuk diberi petunjuk bermula dari kelahiran kita ke dunia sebagai seorang muslim pada khususnya. Tinggal keputusan kita, ingin memilih menjadi muslim yang bagimana. Yang beramal tanpa ilmu. Atau yang berilmu tanpa amal. Atau menjadi yang punya ilmu dan mengamalkan. Semua tergantung pada diri kita masing-masing.

Dan,
dan.

Secara tidak langsung, jika kita mau merenungkannya, Allah sungguh Maha Baik. Karena hidayah-Nya telah datang kepada kita tanpa kita minta. Namun, sebagian hamba kadang lupa pada hakikat dia diciptakan. Untuk apa ia hidup. Karena mungkin, mungkin. Banyak faktor yang memengaruhi. Salah satunya wahn. Cinta dunia dan takut mati. Menggerogoti hatinya sedikit demi sedikit.

Jadi kesimpulannya, aku hanya ingin katakan ini untuk kalian. "Iya, ini aku sekarang. Kalian kapan ingin jadi sepertiku?"

Untuk poin kedua, cukup sederhana. Kali ini, sanggahan datang dari analogi Ustadz Hanan Attaki. Beliau menganalogikan iman dengan baterai hp. Yang sama-sama akan low ketika terus-menerus digunakan. Dan akan full ketika sudah di isi ulang (charge).

Kita semua pastinya telah mengetahui bagaimana cara baterai hp direcharge. Namun bagaimana caranya me-recharge iman?

Datang ke majelis ilmu menjadi salah satu jawabannya. Jikapun kita tidak bisa secara langsung menghadirkan diri kita, setidaknya dengan melihat atau mendengar nasehat para asatidz dan asatidzah (ustadz & ustadzah), atau orang-orang yang paham dengan agama dan takut kepada Allah, pun cukup untuk mem-full kan kembali iman kita.

Jika baterai hp saja butuh sekali sehari untuk direcharge, lantas bagaimana dengan iman? Yang setiap saat selalu berkurang dengan kemaksiatan. Jika baterai hp ketika lowbatt saja kita sudah kebingungan mencari dimana colokan listrik berada, lantas bagaimana dengan iman?

Jadi ketika (aku misalnya) terus-terusan mendengar / melihat ceramah, nasehat tentang keagamaan, tidak ada salahnya kan? Karena aku sadar, bahwa keimananku tidaklah seperti keimanan para sahabat Rasulullah SAW yang fast charging. Sesederhana mengucap "Hasbunallah" (Cukup bagi kami Allah) saja sudah bisa membuat hati mereka begitu yakin, untuk berharap mati dalam peperangan membela agama Allah.
Sementara aku? Mendengar ceramah 1 - 2 jam yang ustadznya ngomong sampai berbusa saja, belum tentu bisa membuat imanku full charge. Namun demikian, sangatlah mudah untuk menjadikannya low.
Laa hawla walaa kuwwata illa billah.

Hari ini, kita memang hidup di zaman yang semua informasi bisa kita dapatkan dengan mudah. Ini adalah sebuah keuntungan. Namun, menjadi sebuah kerugian ketika filter dalam diri kita tidak ter-setting dengan baik. Nah, solusi untuk membuat kita mengetahui mana haq dan bathil memang hanyalah agama. Kenapa? Karena di dalamnya terdapat aturan-aturan yang dibuat oleh Sang Pencipta kita. Bukan seorang mahluk yang terfitrah memiliki sifat baik ataupun buruk. Melainkan Dzat yang paling mengetahui segala sesuatu. Dzat yang tidak memerlukan apapun, tidak hanya dunia, bahkan alam semesta dan segala isinya. Ya, Dialah Allah. Pencipta kita yang Maha Besar lagi Maha Kuasa. Maha Raja, Maha Tinggi, Maha Segala.

Ketika kesempatan dan waktu luang banyak kita gunakan untuk mencari tahu tentang ilmu-Nya, otomatis ilmu lain akan mengikuti. Coba lihat saja Al-Qur'an. Di dalamnya, terdapat solusi dari segala permasalahan untuk kita di dunia ini. Dari sains, teknologi, pergaulan, rumah tangga, dll.
Intinya begini, ketika kita hanya mencari tahu tentang sebuah ilmu kesehatan misalnya. Tanpa dilandaskan dengan agama, maka hanya sebatas itu (informasi keduniaan) yang akan kita dapatkan. Namun ketika kita turut serta melandaskannya dengan perkara akhirat, niscaya pahala pun akan dicatat oleh malaikat. Lebih menguntungkan bukan?

Untuk poin ketiga, tentang biasa saja dalam beragama. Sejauh ini, aku menyimpulkan pernyataan tersebut sebagai pernyataan yang ambigu. Sebenarnya, bagaimana yang dimaksud dengan biasa saja dalam beragama (Islam khususnya) ?

Lalu timbul pertanyaan lain. Apakah yang dimaksud biasa saja dalam agama? Dan kenapa harus biasa saja? Bagaimana seharusnya mengartikan kata 'biasa saja' untuk urusan agama ini?

Baik. Dari sini aku berhasil menarik sebuah kesimpulan versiku, tentang makna 'biasa saja'.

Pertama, mungkin yang dimaksud biasa saja adalah tidak berlebih-lebihan. Memang, apa-apa yang berlebihan memang tidak baik. Dan dalam Islam pun, ada istilah ghuluw yang artinya melebih-lebihkan. Pun demikian, masih ada saja beberapa kelompok yang melakukan hal demikian. Sebut saja kaum Khawarij yang muncul pertama kali pada zaman Ali Bin Abi Thalib. Khawarij secara harfiah berarti "Mereka yang Keluar" ialah istilah umum yang mencakup sejumlah aliran dalam Islam yang awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu menolaknya. Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-7, terpusat di daerah yang kini ada di Irak selatan, dan merupakan bentuk yang berbeda dari Sunni dan Syi'ah. (salafy-indon-kw13.blogspot.com)

Kedua, mungkin maksudnya adalah biasa saja dalam beribadah kepada Allah. Tapi, biasa saja yang bagaimana? Jika kita membali menengok sejarah hidup Rasulullah SAW, suatu riwayat shahih telah menyebutkan bahwa, kaki beliau SAW yang mulia bahkan sampai bengkak karena seringnya lama berdiri ketika sholat malam. Mungkin ini bisa dikaitkan dengan pembahasan poin pertama. Tentang amal dan ilmu dalam Islam. Jika kita kembali pada sejarah awal Al-Qur'an diturunkan, maka akan kita dapati wahyu yang pertama kali disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Iqra' bismi rabbikal ladzi khalaq, dst. (Q.S Al-'Alaq : 1-5) Yang berarti, Bacalah! Dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

Secara tidak langsung, ayat ini memerintahkan kita untuk mencari ilmu, yaitu dengan membaca. Lantas membaca yang bagaimana? Membaca yang bermacam-macam. Bisa dengan membaca buku, jurnal, ebook, bahkan alam sekitar. Membaca tanda-tanda kekuasaan Allah dengan merenungkan hakikat untuk apa kita diciptakan. Dengan men-tadabburi alam semesta, sungguh Maha Kuasa Allah yang menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sistem yang begitu luar biasa, dan tanpa sia-sia. Lalu apa hubungannya dengan maksud 'biasa saja' seperti tersebut di atas?

Menurutku,
menurutku.

Orang-orang yang tahu tentang suatu ilmu lantas mengamalkannya, berarti ia tahu hakikat kenapa ia diciptakan. Sementara orang yang tahu ilmu saja tanpa pengamalan nyata, adalah mereka yang sombong dan merasa tahu akan segala hal, lalu cukup. Sementara yang lain, yang hanya rajin mengamalkan tanpa tahu terlebih dahulu ilmunya, apakah melakukan seperti ini boleh atau tidak, diajarkan Rasullullah SAW atau tidak. Pemandu mereka adalah setan dan sudah pasti akan tersesat.

Jadi kesimpulannya, mungkin begini. Seseorang yang hanya tahu beberapa ilmu tanpa mengamalkan akan menganggap sepele hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh agama. Karena bagi mereka cukup mengetahui saja sudah lumayan, daripada tidak sama sekali. Dan mereka yang beramal pun mungkin, akan beranggapan bahwa amalan yang selama ini mereka lakukan telah lebih dari cukup untuk mengantarkan mereka memasuki surga Allah. Padahal kenyataannya, mereka tidak mengetahui dasar dari sesuatu yang selama ini telah mereka amalkan. Lalu beruntunglah orang yang punya ilmu lantas mengamalkan. Mereka mencari tahu tentang asal usul segala sesuatu, kembali kepada landasan tertinggi dalam hukum Allah. Yaitu Al-Qur'an. Menyandarkan segala perbuatannya dari sunnah yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Tanpa menambah atau mengurangi ajaran beliau. Karena tahu, bahwa ia tidak lebih pintar daripada Rasulullah SAW.
 
Intinya, lakukan saja hablumminallah dan hamblumminannas sesuai kemampuan dari masing-masing kita saja. Dengan menyandarkan standar tertinggi ibadah, pada ajaran Rasulullah SAw berupa sunnah beliau.

Memang, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Hanya saja, selalu berusaha untuk membaik, dan meminta yang terbaik kepada Allah tidak ada salahnya, kan?

Tulisan ini dibuat berdasarkan pemikiran selama berbulan-bulan. Tentu saja dengan bantuan serta petunjuk dari Allah. Maafkan apabila dalam poin-poin yang tertulis, mungkin banyak yang tidak sesuai dengan hati masing-masing kalian. Karena setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing. Dan ini adalah sudut pandangku. Dimana aku ingin menyuarakan kegelisahanku selama ini di dalam senyap.

Sekian,

Risma Ariesta.
This entry was posted in

Monday, October 23, 2017

Sholat

Banyak sekali ayat dalam Al-Qur'an yang menyuruh umat Islam untuk melaksanakan sholat. Sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah, untuk menyembah Allah semata.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sholat merupakan rukun Islam kedua yang wajib hukumnya dilakukan oleh setiap manusia yang mengakui dirinya beragama Islam / mukalaf (orang yang sudah baligh dan wajib menjalankan hukum agama). Dikerjakan pada waktu-waktu tertentu. Dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu. Diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Dan di dalam Islam sendiri, sholat dimaknai sebagai tiang agama. Jika ia kokoh, maka kokohlah seluruh tubuhnya. Sholat juga berfungsi untuk membentengi diri dari perbuatan maksiat.

Allah SWT berfirman:

اتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَأَقِمِ الصَّلٰوةَ  ۖ  إِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ  ۗ  وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ  ۗ  وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا 
تَصْنَعُونَ

"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."  (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 45)

Sholat juga merupakan upaya kita berdo'a kepada Allah SWT. Karena dalam setiap bacaan yang kita baca pada setiap gerakan sholat, mengandung arti yang begitu dalam jika kita benar-benar meresapinya.
Sholat juga merupakan perkara paling penting yang akan ditanyakan di akhirat nanti. Jika seorang hamba baik sholatnya, maka akan baiklah semuanya.

Dan orang-orang yang meninggalkan sholat, akan diganjar di dunia dengan 40 hari tidak dicatat amal baiknya oleh malaikat. Satu kali sholat 40 hari. Kalikan saja dengan berapa kali sholat yang sudah pernah ditinggalkan. Naudzubillah. Semoga kita semua yang membaca caption ini dijauhkan dari perkara demikian.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۚ  وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخٰشِعِينَ

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 45)
Mulai sekarang, abaikanlah godaan setan yang seringkali datang menghiasi telinga. Ingatlah, ketika kita menaati kemauannya, batu-batu neraka menunggu untuk kita masuki. Ingatlah. Setan adalah musuh terbesar bagi kita.

Jikapun belum tersentuh hati kita untuk senantiasa melaksanakan sholat secara rutin, maka berdo'alah kepada Allah. Barangkali hati kita telah begitu keras dan gersang. Berdo'alah! Walau hanya dalam hatimu, tanpa menengadahkan tangan kepada Allah. Berdo'alah akan hidayah. Sambil yakini, pasti akan Allah kabulkan.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ  ۖ  وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُونَ

"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik." (QS. Al-Hadid 57: Ayat 16)

Saudaraku, Allah tidak pernah sekalipun membenci para pendosa. Melainkan, dosa itulah yang dibenci Allah. Sebelum dunia ini binasa, masih ada kesempatan untuk kau berubah menjadi lebih baik. Tak maukah kau dinanti surga di akhirat sana? 

Yakinilah, dunia ini hanya tempat persinggahan sementara. Dan kampung kita yang sesungguhnya adalah surga.

Mari, berlomba-lombala dalam kebaikan untuk mendapatkannya!


This entry was posted in

Kepada Ibuku yang Tercinta

Kepada ibu Dwi Purwati yang berbahagia di hari ini.. 20 Oktober 2017

Assalamualaikum ibuk 🤗

Alhamdulillah sudah 44 tahun lamanya Allah berikan rezeki nyawa, nafas, jantung yg masih berdetak, materi, anak-anak, orang tua, suami yg sehat wal afiyat dan bahagia. Alhamdulillah buk.

Risma bersyukur lahir di dunia ini sebagai anak ibuk dan bapak. Sebagai kakak dari adek-adek. Alhamulillah.

Terimakasih buk atas -+ 19 tahun yang amat berharga ini. Terima kasih telah melahirkan Risma ke dunia buk. Dan sampai kapanpun Risma tidak akan pernah bisa membalas semua jasa ibuk. Dan bapak.

Buk, tepat di hari ini, usia ibuk sudah berkurang lagi setahun. Sudah hampir 1/2 abad Allah memberikan nikmat-Nya kepada ibuk. Mudah-mudahan, ibuk selalu dalam lindungan dan penjagaan Allah ya. Dikabulkan semua do'a dan keinginan ibuk. Diberikan setiap apa kebutuhan ibuk yang Allah kehendaki. Disehatkan jasmani dan rohaninya selamanya. Diberikan kelancaran berusaha. Diberikan rezeki berupa materi untuk digunakan untuk meningkatkan taraf hidup sendiri, membantu sesama, berbagi, dan naik haji. InsyaAllah.

Semoga ya buk. Risma do'akan selalu. Sebelum kita semua pergi meninggalkan dunia ini, kedua mata kita bisa melihat indahnya Ka'bah secara langsung. Kedua kaki kita dapat berdiri di atas tanah suci Mekkah dengan kuasa Allah. Bisa merasakan bagaimana tenangnya damainya sholat di Masjid Nabawi yang pahala sholat di sana adalah 100.000 pahala dibanding sholat di masjid lain. Bisa merasakan bagaimana indahnya melihat Roudhoh  / taman surga. InsyaAllah ya buk. Semoga Allah memberi kita kesempatan dan rezeki selama kita masih hidup. Aamiin.

Buk, do'akan untuk kita semua selalu ya. Agar kita bisa bersama-sama pergi ke sana.. aamiin.. InsyaAllah.

Anakmu yang mencintaimu selalu,

Risma Ariesta

Mungkin masih banyak kekuranganku menjadi anakmu, buk. Bahkan dalam tulisan ini pun sama. Namun, aku akan terus belajar dan belajar sampai aku lupa caranya terpaksa.

Monday, August 21, 2017

Untuk Temanku yang Berjarak 1439 Kilometer



Menurutmu, apa arti kata "SUKSES" itu?

Bagiku. Sukses itu sebuah usaha, perjuangan menuju pencapaian sempurna. Dan kesuksesan itu tidak hanya diukur dengan dunia. Melainkan akhirat.

Tak hanya berhasil menjadi sarjana ataupun pengusaha kaya raya. Melainkan bisa menjadi ahli surga. Ya, itu adalah kesuksesan impian versiku.

Untukmu, yang berjarak 1439 kilometer dari sini.

Hari ini aku ingin mengabulkan satu permintanmu. Untuk menulis apa-apa tentangmu. Dan maaf, jika pada akhirnya, kau malah tidak berkenan dengan tulisan ini. Tapi apapun itu, yang jelas aku sudah berusaha.

Temanku, dalam tulisan ini aku tak ingin mengucapkan selamat atas hari kelahiranmu yang telah berulang kesekian kali. Aku hanya ingin mengingatkan, bahwa hari ini kau sudah bukan anak-anak lagi. Usiamu kini, di penghujung belasan. Dan sebentar lagi, setahun lagi kau akan menginjak kepala dua. Kau, akan segera menjadi orang dewasa.

Sudah siapkah kau?

Aku hanya ingin berpesan satu hal padamu. Ku harap, mulai hari ini kau tak lagi terlalu banyak bermain-main dengan kehidupan. Karena kau tak pernah tau bagaimana nanti kau akan dibalas.

Semoga di hari bahagiamu ini, semua kebaikan dunia dan akhirat senantiasa menaungimu. Membersamaimu dalam setiap detak jantungmu yang masih berdegup sampai saat ini.

Aku, hanya bisa mendoakan segala kebaikan ini untukmu. Tidak lebih.

Berbahagialah karena kau punyai teman sepertiku. Karena bisa jadi, kisahmu akan mengabadi dalam rangkaian kata yang ku tulis. Dan sosokmu, mungkin juga akan dikenang sejarah dan diketahui oleh anak cucumu kelak. Haha.

Oh ya, bagaimana kabar hatimu? Apa kabar juga amalan yang selama ini kau sudah kerjakan?

Apakah hatimu sudah segagah dan setangguh fisikmu? Apakah amalanmu telah sebanyak oksigen yang kau habiskan selama 19 tahun terakhir ini?

Bagaimana?

Aku tahu hari ini adalah hari paling bahagia yang kau pernah rasa. Tapi, juga jangan lupa bahwa pasti nantinya kau akan binasa. Jadi, biasa saja dalam menanggapinya.

Justru, perbanyaklah berbenah. Curigai dirimu. Apakah kau benar-benar sudah baik, atau hanya berpura-pura baik dihadapan Allah?

Temanku, jangan tipu hatimu sendiri. Saat ini, tidak penting bagimu untuk mencari perhatian orang lain. Sedangkan kau tidak benar-benar menginginkannya.

Selamat berkenalan dengan hatimu. Jangan mudah menyimpulkan bahwa kau jatuh cinta. Sedangkan dalam hatimu masih ada hasrat hanya ingin bercanda. Percayalah, jatuh cinta yang sesungguhnya itu ada masanya.

Yaitu saat seseorang yang dengan lapang dada mau menerimamu apa adanya. Mau membersamaimu membaik. Mau kau ajak untuk menggapai surga-Nya kelak. Dan yang terpenting, mau untuk kau bimbing agar selalu dekat dengan Dia.

Jaga hatimu dengan penjagaan paling hebat. Semoga juga, tetap Allah kokoh dan kuatkan hatimu dengan penjagaan terbaik-Nya.

Jangan pernah melenceng dari garis kehidupan yang telah ditetapkan-Nya sesenti pun.

Bersabarlah ketika ujian datang menghampirimu. Bisa jadi, ketika kau diuji, Allah akan menaikkanmu ke kelas yang lebih tinggi.

Dan bersyukurlah atas segala yang telah ditetapkan-Nya untukmu. Karena kau harus tahu, bahwa itulah yang terbaik untukmu dan hidupmu.

Jangan lupa istiqomah di jalan yang sekarang telah kau pilih ini. Hijrah. Memang bukan mudah. Tapi, syukuri nikmat paling besar yang dikaruniakan Allah pada hatimu. Yaitu Hidayah.

Semoga sukses dunia akhirat juga untukmu.

Inframe kartu ujian Semester Ganjil tahun 2015/2016.



📝@rismariestt

Sunday, July 2, 2017

On Going : Perintilan Hari Ini

Hari ini baru hari ketiga we kembali menginjakkan kaki di tanah Jiran ini. Eh, udah diajak main aja sama kakak senior. Nggak main sih sebenernya. Cuman disuruh nemenin beli sesuatu.
.
Wqwq plisdeh. We kira cuman bakalan sebentar. Beli barang yang dituju, lalu pulang. Eh ternyata enggak. Doi malah ngajak uwe buat ke Game Zone. Hahaha.
.
Padahal, we bukan orang yang suka nge-game. Hape aja nggak ada aplikasi game-nya. Eh, ini diajakin ke "gudang"-nya game sungguhan. Plisdeh. Seorang uwe baru pertama kali seumur hidup buat bener-bener mainin permainan yang ada di sana.
.
Karena main gobak sodor, petak umpet, kasti, udah uwe alamin waktu dulu kecil. Sekarang permainan-permainan itu bermetamorfosa menjadi sebuah candu. Ya candu yang bisa diterima positif atau negatif. Tergantung siapa yang nerimanya.
.
FYI aja, we orangnya jarang banget bisa have fun. Nikmatin hal-hal gila tanpa beban. Yah, jarang. Bahkan hampir nggak pernah. Nggak tau deh. Mungkin hidup we terlalu serius. Terlalu sepaneng. Terlalu saklek. Dan kadang we merasa itu nggak enak. Tapi pun, kadang enak-enak aja. Tergantung mood we nikmatinnya gimana.
.
Tapi hari ini, kakak senior we ngajak we gila-gilaan sampe akhirnya we gila beneran -_- gakgak candaa.
.
We main balap mobil, ngedance, dan game yang kayak Guitar Hero tapi pemainnya harus loncat-loncat di atas stage yang uwe nggak tau apa nama permainan ini. Yah. Loncat-loncat, ketawa-ketawa, teriak-teriak. That's all hal gila yang uwe lakuin hari ini.
.
Saat main permainan yang di stage itu, ada satu lagu yang ternyata we suka denger iramanya. Last Rebirth. Nggak taulah we. Itu judul lagunya atau nama penyanyinya. Yang penting we suka iramanya. Kek anime-anime gimana gitu. Jadi enak.
.
Dan payahnya. We pulang larut lagi. Hahaha. Tapi pulang larut nggak mesti nakal kok. We tetap berpegang teguh pada diri we sendiri. We gak akan nakal. Walaupun di perantauan ini we gak sama ortu. Walaupun sebenernya banyak godaan dan peluang buat we bisa nakal. Tapi nggak. Nggak akan dan nggak bakal we pilih. Sekalipun nakal adalah opsi terakhir yang ada di dunia ini. We pilih mati aja. Pindah alam ke akhirat.
.
Ketahuilah gengs, setiap apa yang kita lakukan, kita pilih, dan kita putuskan di dunia ini tidak terlepas dari penglihatan Allah di dalamnya.
.
We takut. Kalau nanti we jadi nakal, we nggak bisa balik jadi baik lagi. Walaupun sekarang we juga masih belum baik. Tapi setidaknya, we akan terus mencoba menjadi baik. Karena kebaikan itu bukan dilihat dari siapa yang melakukan. Tapi apa yang dilakukan.
.
Jadi, biar bagaimanapun juga situasi dan kondisinya, we akan tetap memilih menjadi baik. Dan berusaha untuk lebih baik.
.
Kebaikan itu amal. Tabungan kita pribadi untuk masa depan. Apabila kita melakukan kebaikan untuk orang lain atau diri kita sendiri, mungkin kita lelah. Tapi, jangan pernah mengeluh apalagi berputus asa. Karena dengan kita terus melakukan kebaikan, lelahnya akan hilang. Dan pahalanya akan tetap ada.
.
Jadi, jangan bosan berbuat baik.
.
.
.
In the Train.
.
Ternyata nggak cuman di Indonesia aja ada orang-orang yang yang nggak taat sama aturan. Keknya penyakit itu hampir menjalari semua manusia di dunia ini, deh.
.
Buktinya, saat uwe udah berada di train khusus cewek, masih aja ada cowok di sana. Padahal, peraturannya udah disiarkan dan dijelaskan lewat  pengeras suara berkali-kali. Apa mungkin kurang jelas? Atau mereka yang nggak denger?
.
We heran. Kenapa gitu. Kayaknya peraturan itu seperti diciptakan memang untuk dilanggar. Hidup jadi kayak nggak seru kalo nggak ngelanggar peraturan.
.
Ah. Jadi keinget we sama peraturan yang seharusnya banget kita taatin. Apalagi kalau bukan Al-Qur'an. Selaku muslim yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kayak nggak pantes banget yah. Kita hidup di dunia ini tanpa menaati peraturan yang udah dibuat Allah di dalam Al-Qur'an. Malah kadang, ianya kita cuekin. Nggak kita baca dan resapi artinya. Kita malah sibuk sama gejet yang entah akan bisa membawa kita ke surga-Nya atau enggak. Dan malah mengesampingkan Al-Qur'an yang bahkan udah jelas dijamin Allah bisa membawa kita ke surga-Nya.
.
Astaghfirullah. Ini tamparan buat we dan kalian semua gengs. Renungilah diri ini. Tangisilah jiwa ini. Yang kosong dan kering kerontang tanpa adanya niatan untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik.
.
Menangislah kita tatkala kita tidak bisa lagi menangis karena hal-hal yang berbau keagamaan atau kemanusiaan. Tangisilah diri kita yang cupu sekali imannya. Tangisilah hati kita yang tidak bisa lagi merasa. Yang keras ini. Yang sungguh terlalu tidak bisa disentuh oleh apapun.
.
Jangan hanya menangis karena putus cinta. Jangan hanya menangis karena dilukai manusia. Sungguh. Kita ini terlalu cupu dibanding anak-anak kecil Suriah. Kita terlalu lemah daripada mereka.
.
Mereka menangis karena kehilangan keluarga tercinta, kehilangan rumah, kegilangan kasih sayang, kehilangan segalanya. Tapi, mereka bisa lantas bangkit. Karena apa? Karena mereka masih punya Allah. Masih ada harapan untuk mereka menuai kebahagiaan yang hqq. Yang sebenar.
.
Malulah. Malulah saat diri masih terlalu naif dengan dunia. Termasuk diri ini. Yang juga tak pernah luput dari dosa. Astaghfirullah. 😢
.
.
.
Still in the train.
.
Wow! Transportasi umum di negara ini selalu penuh sesak oleh orang-orang asli negara ini. Dari keturunan Melayu, Tionghoa, dan India.
.
Ya. Setahu uwe ada 3 suku besar seperti tersebut diatas yang menjadi penduduk asli negara Malaysia. Kek yang di Upin & Ipin itu lho. Tokoh-tokohnya kan juga mengambil dari 3 suku besar tersebut. Tapi sebenernya ada banyak juga ding. Kata Kak Wikipedia ada 19 suku yang disebutkan. Eh, kalau di Malaysia disebutnya kaum ding bukan suku.
.
Upin, Ipin, Mail, Ehsan, Fizi, Ijat, Zul, kak Ros, Opah, Atok Dalang, Bang Saleh, dll kan dari suku Melayu tuh. Sedangkan Mei-Mei, Koh Atong, dll dari suku Tionghoa. Jarjit, Uncle Mutu, Devi, dll dari suku India.
.
Kalau ditempatku sih, kebanyakan suku India Tamil. Dan orang-orangnya pun nggak seperti yang kayak di film-film itu. Searching aja deh kalau kepo suku India Tamil kayak gimana.
.
Dan saat masih di train tadi, ada satu cewek India Tamil yang we lihat. Dia kebetulan kebagian duduk di bangku penumpang. Sedangkan we berdiri. Karena emang di train itu, nggak disediakan banyak kursi buat penumpang duduk. Jadi, berdirilah we.
.
Dan saat kebetulan mata we menemukan sosok dia, ternyata dianya punya mata cokelat tua yang terang. Tapi cokelatnya nggak kayak mata uwe yang buthek. Cokelatnya tuh bening gila. Dalam hati we langsung mengakui kalau dia cantik. Padahal, dia nggak seputih cewek-cewek Tionghoa ataupun Korea. Ya, cantik emang nggak harus selalu putih. Ups. Hehe uwe nggak bermaksud buat rasis ya. Karena ini berdasarkan sudut pandang we pribadi. Don't judge me. Wqwq.
.
Tapi, menurut we lagi. Cewek-cewek itu masih kalah cantik sih sama muslimah berhijab lebar. Atau muslimah berniqab yang tadi nggak sengaja we temuin pas lagi nunggu train yang lama kali tu.
.
Ya, saat uwe masih nunggu train tadi, tetiba ada 2 akhwat berniqab (cadar) duduk di samping we. Pada saat itu juga, we membatin, "MaasyaAllah. Subhanallah. Kapan we bisa se-istiqomah mereka? 😢😢😢"
.
Ya. Harus pakai emot berkaca-kaca tiga kali. Karena emang we selalu salut sama muslimah-muslimah yang mati-matian buat tetep bisa menjaga izzah dan iffah-nya.
.
Izzah adalah kehormatan perempuan sebagai seorang muslimah. Sedangkan Iffah adalah bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka.
.
Ya. We abis searching tentang arti kedua kata tersebut. Karena memang, we sangat fakir ilmu dalam hal-hal semacam itu. We sadar. We paham. We belum sepenuhnya baik. Jadi, we emang harus terus belajar dan belajar. Sampai nanti. Sampai nafas we udah sampai di kerongkongan.
.
Betewe nggak hanya itu. We pun juga melihat seorang laki-laki nyunnah berjenggot panjang. Dengan pakaian yang tidak isbal. Dan we selalu salut sama orang-orang seperti ini. Yang tetap menjaga. Dan berusaha untuk terjaga. Yang bisa menjalankan sunnah Rasulullah SAW ditengah gemerlapnya zaman yang udah makin nggak karuan ini.
.
Lalu we bertanya lagi dalam hati, "Apakah kelak we bisa menemukan lelaki seperti ini dalam hidup we nanti? Apakah we bisa bersama dengan seseorang yang berpegang pada sunnah dan selalu mengutamakan dakwah? Atau justru, akan ada sesosok laki-laki yang datang ke bapak we kelak. Dan berjanji akan memperbaiki diri bersama-sama sama uwe?"
.
Ya Allah. Maut, rezeki, jodoh. Memang telah Kau atur semuanya. Memang telah kau persiapkan segalanya. Lantas, kenapa we terus-terusan enggak tenang mikirin  hal-hal yang udah pasti tersebut?
.
Kenapa justru we sering khawatir terhadap apa yang seharusnya we terima aja kehadirannya?
.
Astaghfirullah.  Ya. Kita butuh banyak istighfar. Karena buat masuk surga, nggak segampang membalikkan telapak tangan.

Saturday, July 1, 2017

On Going : Lan Halan

Lan Halan.
.
Gabungan kata yang dibuat sedemikian rupa dan menjadi trend di kalangan anak muda.
.
Bila ianya ditanya mau kemana, kadang jawabannya sesimpel ini, "Mau halan-halan dulu."
.
Entah siapa yang menjadikannya trend untuk pertama kalinya. Kata jalan-jalan yang pada awalnya berawalan huruf "J" tiba-tiba diganti menjadi huruf "H".
.
Dari "Jalan" menjadi "Halan". Simple ya, tapi lebih kedengaran keren "Halan" untuk diucap daripada "Jalan".
.
Apa-apa sekarang mudah banget buat jadi femes. Ada sosmed, massa yang banyak, dan kegilaan-kegilaan sosial yang antimenstrim atau yang absurd. Dah. Semua kalo digabungin jadi satu, jadi kayak es cendol yang minta dikaretin dua karena pedes banget.
.
Nggak tahu. Jaman ini namanya apa. Dulu, waktu di Indonesia masih ada yang namanya nenek moyang dan kerajaan-kerajaan. Namanya zaman kerajaan. Trus waktu para pahlawan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia ada namanya zaman penjajahan, zaman perjuangan, sampai zaman kemerdekaan. Dan pas tahun 2000-an namanya kan jaman Millenium. Nah sekarang jaman apa namanya?
.
Banyak anak alay berkeliaran di sosmed. Hampir semua hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari dipublikasikan. Hmm.. Mungkin uwe termasuk juga gan. Buktinya tulisan-tulisan yang uwe tulis ini adalah berkat pengalaman sehari-hari uwe yang kadang biasa aja, ada sedihnya, kadang nyebelin, banyak absurdnya.
.
Cek aja deh Instagram uwe @rismariesttt. Di sana, walau nggak sering juga. Tapi uwe selalu nulis tentang kehidupan uwe, apa-apa yang uwe rasakan dalam kehidupan, penerimaan terhadap kenyataan, kegajean, dan hal-hal absurd lainnya. Di sosmed. Yah. Uwe udah hidup lama di sono.
.
Haha.
.
Oh iya gengs. Hari ini uwe sama temen uwe mau halan-halan dulu nih. Ke Serdang namanya. Sebuah tempat di mana surga Elektronik ada di sana. Segala macam tetek bengek tentang HP, Lepi, Kamera, campuran lah.
.
Dan sekarang, waktu uwe nulis tulisan ini, uwe lagi duduk santai di bangku KTM Batang Benar. Nunggu train yang entah kapan bakalan mengantarkan kami ke stesen berikutnya, untuk kemudian sampai ke tempat tujuan kito.
.
Hahaha. Dahlah ni. Ngemeng apaan urang teh. Tenanaon. 😂
.
Betewe gambar menyusul ya gengs. Pan kapan kalau uwe nggak males ngedit lagi. Haha.

Friday, June 30, 2017

New Chapter : Menuju Terbang

Okedeh mulai dari tanggal 20 Juni 2017. Sehari sebelum penerbangan ke Indonesia.
.
Hari itu Selasa, minggu kemarin. Kebetulan, aku dan 2 temanku satu shift. Dan yang satunya lagi lawan shift. Kami bertiga shift malam saat itu.
.
Beruntung, temanku yang lawan shift itu berhasil mendapat cuti pulang. Tapi malang bagi kami bertiga. Tidak ada cuti maupun izin resmi yang dikeluarkan oleh kilang (pabrik, red) tempat kami bekerja. Jadilah kami akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sakit.
.
Haha. Jangan dicontoh ya. Sekali lagi jangan dicontoh. Karena penyakit rindu kepada kampung halaman yang sudah semakin menggerogoti, jadi apa pun memang akan kami lakukan untuk mengobati penyakit ini. Yaitu dengan bertemu keluarga tercinta.
.
Ya, kami bertiga akhirnya nekat pergi ke klinik untuk memperoleh surat cuti sakit. Tanpa didampingi oleh worden (pengurus kami selama di hostel /asrama. mirip-mirip lah sama ibu kos)
.
Kebetulan, pada saat itu kami memang merasa sedikit tidak enak badan. Ada yang aneh pada diri kami. Jadilah gejala-gejala itu menjadi alasan kuat bagi kami, untuk tetap bisa pulang ke kampung halaman. Walaupun dengan izin yang bisa dibilang illegal. Haha.
.
Terlebih aku. Aku merasa seperti ada banyak kupu-kupu yang beterbangan di dalam perutku. Rasa mulas sekaligus grogi yang sangat aneh. Aku bahkan seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Jantungku berdegup sedemikian cepat. Entahlah. Aku tidak tahu akan bertemu dengan siapa di Indonesia nanti. Sehingga takut, malu, ataupun biasa saja yang kemudian menjadi muara dari perasaan aneh ini.
.
Dan pada malam 21, kami resmi bercuti sakit. Ya, kami bertiga resmi tidak masuk kerja dengan keterangan tersebut di atas. Mungkin cara ini cukup culas, tapi ini adalah jalan satu-satunya. Tidak ada pilihan lain. Dan kebetulannya, kami juga sedang merasakan perasaan aneh di dalam tubuh kami. Hihi.
.
Pun, malam 21 adalah malam terakhir kami tidur di bumi Malaysia. Sebelum akhirnya, besoknya kami akan kembali ke Indonesia.
.
Salah seorang teman sekamarku adalah perempuan dengan banyak air mata. Kadang, ia pura-pura kuat di depanku dan teman-temannya yang lain. Dengan senyum manis yang ia buat-buat itu, tidak jarang membuat kami tertipu dengan keadaannya yang sebenarnya. Meski ia bertubuh sedikit gemuk dengan pipi yang chubby, tapi hatinya sangatlah lembek dan rapuh. Seperti kerupuk yang terkena air. Yang tak ada lagi bunyi "kriuk.. kriuk.." ketika dimakan.
.
Malam terakhir ini, akhirnya kami habiskan dengan tidur satu kasur bertiga. Hehe. Pesan untuk berhati-hati dijalan rasanya berat untuk dia ucapkan. Tapi bagaimanapun, aku tetap akan kembali.
.
Karena kewajiban harus ditunaikan. Dan janji haruslah ditepati. Ya, begitulah seharusnya semua orang di dunia ini bertingkahlaku.
.
Malam itu berakhir dengan salam perpisahan dan sebuah janji untuk kelak kembali lagi.
.
Malaysia, Selasa 20 Juni 2017

Tuesday, May 23, 2017

Kabar Baik dari Hati

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Segala Puji bagi Allah, seru sekalian alam. Tak habisnya diri ini bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada terkira. Atas hidup dan nafas ini. Allah, yang hati ini berada dalam genggaman-Nya. Dan jiwa ini pun ada pula dalam genggaman-Nya. Yang Maha Mengetahui segala isi hati dan Maha Pembolak balik isi hati.

Memang benar, bahwa kesenangan dan kebahagiaan dunia hanyalah sesaat. Cinta kepada dunia dan ciptaan-Nya hanyalah sementara. Seperti rasa suka ku kepada salah satu mahluk-Nya, dulu.

Dulu, hati ini adalah batu. Keras lagi hitam. Tak pernah percaya akan firman-firman Allah Yang Maha Benar. Mungkin percaya, tapi kuingkar. Astaghfirullah.

Akupun tak habis pikir, akan apa yang terjadi pada diri dan hati ini. Berjuta rasa untuk menjauh seakan mudah saja kulakukan, kujalani. Hingga saat itu tiba, aku masih tetap berada di jalan yang salah.

Ah, malu aku rasanya, jika mengingat masa-masa kelam dulu. Aku yang sering melanggar perintah Allah dengan sengaja  meski kutahu konsekuensi yang akan terjadi setelahnya. Sungguh, semunafik itu diriku dulu.

Bahkan untuk sekarang, aku tak sebaik tulisan-tulisan yang kutulis di instagram @rismariesttt pun di blog ini. Tapi, akupun tidak seburuk apa yang ada dalam hati kalian.

Hanya saja, aku ingin selalu berusaha menjadi baik. Baik untuk Allah, diriku sendiri, keluargaku, dan calon imamku nanti. InsyaAllah.

Semoga, Allah tetap menguatkan hatiku, melapangkan dadaku, meluaskan pemikiranku, dan menyabarkan sikapku. Semoga, Ia selalu mendekapku dalam pelukan-Nya. Sehingga, aku yang rapuh dan sering futur ini, bisa tetap istiqomah selalu di jalan-Nya. Aamiin..

Xoxo,

@rismariesttt

Tuesday, May 16, 2017

HIATUS

HIATUS
.
.
.
Sudah beberapa minggu ini, aku berleha-leha menikmati waktu yang ada. Sampai-sampai, waktu-waktu itu diisi oleh kekosongan-kekosongan yang sesungguhnya malah tidak berarti.
.
Ya, aku memang sering bepergian selama beberapa minggu ini. Kurasa, sudah cukuplah penat bekerja terlepaskan oleh kepergian-kepergian semalam.
.
Tapi tenang, aku tak pernah pergi dari kenyataan ini. Kenyataan bahwa aku berada jauh dari orang tua, sedang berjuang berbakti pada keduanya, mengejar mimpiku sampai dapat nantinya, mengorbankan beberapa untuk mendapatkan beberapa pula.
.
Ah, pahit rasanya jika dibincang terlalu dalam. Aku seperti aktris pemeran drama yang miliki banyak masalah. Padahal, setiap orang yang hidup semuanya miliki. Tidak ada seorangpun yang masih bernyawa, yang hidup dengan tanpa masalah.
.
Bahkan, ketika mati pun, kehidupan setelahnya juga masih harus mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuatnya selama di dunia ini.
.
Tuhan begitu kejam? Tidak! Kita yang tidak pernah bersyukur!
.
Sadari, Sesali, Benahi.
.
Karena hidup hanya sekali, maka berusahalah untuk  berarti, lalu matilah dengan bijak.
.
Saatnya aku kembali menulis lagi.
.
Nilai, 8 Mei 2017
@rismariesttt
----------
.
.
.
#teafarm #pahang #malaysia #exploremalaysia #followme #cerita #tulisan #poem #poetry #cerpen #cerbung #cermin #cerkat #lfl #fff #belajarmenulis #menulis online #nulisyuk