Monday, December 7, 2015

Teruntukmu..



                Satu hari tanpa percakapan denganmu.
Aku, adalah tunggu menjelma sabar yang selalu menantimu kembali (lagi).

Aku, adalah kasih sayang di antara kita yang belum benar-benar kita sempurnakan.

Aku, adalah rasa tak ingin kehilangan yang nyatanya sesegera mungkin kau usir pergi.

Lalu aku menjadi kenangan tentang kita yang tak ingin benar-benar usai.

Lalu aku menjadi kehilangan yang sampai saat ini masih harus kau suruh bertahan sendiri.

Hingga pada akhirnya, aku adalah aku yang menyayangimu dengan tulus.

Aku, bahkan tak pernah tau bagaimana denganmu? Karena rasa peduliku saat ini hanya memperkenalkan siapa aku setelah tak lagi kau perhatikan.

Aku, hanya tak ingin kau campakkan!

Aku, hanya tak ingin hangat percakapan kita usaikan!

Aku, hanya tak ingin kita buru-buru kembali menjadi aku dan kamu!

Tapi kamu, apakah sudah melupakannya? Melupakan semua yang pernah kita ciptakan? Melupakan semua yang belum sempat kita sempurnakan, lalu dengan tanpa alasan memilih untuk terburu pergi?

Sungguh, jemariku seperti tersengat oleh sesuatu bernama rasa yang menggebu untuk mengungkapkan semua kekesalanku padamu. Perasaan sangat marah karena kau sukai tanpa alasan, kemudian kau tinggalkan tanpa alasan pula.

Rasanya aku ingin pergi tapi tak mampu.

Rasanya aku ingin meninggalkan tapi tak mau.

Rasanya aku ingin kita kembali menjadi kita, tapi ku ragu. Setelah kau kecewakan dengan percuma. Karena perasaan ini hanya kau anggap bual belaka.

Kumohon, jangan begini padaku. Aku yakin kamu ingin serius denganku. Tapi apa ini keseriusanmu yang sebenarnya? Apa ini yang kau sebut rasa sayangmu kepadaku yang sesungguhnya?

Datang dan pergi sesuka hati tanpa alasan. Tidakkah kamu pikir kamu begitu egois? Meninggalkan gadis kecil ini sendirian. Tega sekali kamu!

Sungguh tak apa jika kamu memintaku harus kembali sendirian. Tapi setidaknya, berikan aku alasan! Agar aku dapat dengan ikhlas merelakan! Maka, nantinya aku juga bisa pergi dengan senyuman.

0 comments:

Post a Comment