Tuesday, June 7, 2016

Hujan Meteor - BAB I

credit by : cikalnews.com

Hujan Meteor
 (Sebelum editing)
A.      Pengertian Hujan Meteor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hujan Meteor adalah hujan yang terjadi karena meluncurnya benda-benda angkasa ke permukaan bumi. Sedangkan menurut situs Wikipedia, hujan meteor adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Lalu apakah meteor itu? Meteor adalah benda luar angkasa yang masuk ke dalam atmosfer bumi. Pada umumnya habis terbakar sebelum masuk ke permukaan bumi. Namun jika bersisa, maka yang jatuh ke permukaan bumi disebut meteorit.
Meteor sebenarnya dikenal juga dengan nama-nama lain seperti, meteor shower, shoting star, dan bintang jatuh. Kepercayaan secara turun temurun bahwa bintang jatuh dapat mengabulkan permohonan, sebenarnya hanyalah mitos. Jika dikaji lagi dengan akal sehat, apalagi bagi seorang muslim, hal seperti ini bisa saja mengacu kepada kemusyrikan dan malah menjauhkan diri kita dari Allah SWT. Karena bagaimanapun juga, Dia-lah Sang Pencipta Yang Maha Mengabulkan Segala Permohonan.

B.       Penyebab Hujan Meteor
Hujan meteor disebabkan oleh adanya pertemuan lintasan orbit (jalur yang dilalui sebuah objek) komet dan lintasan orbit bumi. Hal ini terjadi karena lintasan orbit membentuk konsep elips, yang memungkinkan adanya pertemuan waktu kedua orbit saling berdekatan. Pada saat berdekatan itulah muncul energi yang bisa menyebabkan gesekan serta volume meteor yang masuk ke atmostfer bumi mengalami peningkatan secara pesat. Dengan meningkatnya volume secara mendadak itulah, meteor menjadi kehilangan daya untuk mempertahankan tetap berada pada satu lintas orbit sehingga pada akhirnya terjadilah hujan meteor di sebagian wilayah bumi.

C.      Hujan Meteor Dalam Pandangan Islam
Beberapa ayat Al-Qur’an terkait fenomena hujan meteor.
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat pelempar syaitan dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (Q.S Al-Mulk : 5)
“Sesungguhnya Aku telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka, syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang terang.” (QS. As-Shaffat: 6 – 10).
Beberapa potongan ayat Al-Qur’an di atas telah menjelaskan bagaimana pandangan Islam terhadap fenomena hujan meteor. Sejauh ini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya fenomena meteor yang jatuh ke bumi merupakan sebuah benda langit yang digunakan oleh Allah SWT untuk melempar syaitan yang dengan sengaja mencuri dengar berita dari langit.
Kesimpulan ini diperkuat lagi dengan penjelasan dalam sebuah hadist riwayat Bukhari sebagai berikut.
“Apabila Allah menetapkan suatu ketetapan di langit maka para malaikat mengepakkan sayap mereka karena tunduk terhadap firman-Nya, seperti layaknya suara rantai yang digesek di atas batu. Setelah rasa takut itu dicabut dari hati para malaikat, mereka bertanya-tanya: ‘Apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?’ Malaikat yang mendengar menjawab, ‘Dia berfirman yang benar. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.’ Bisikan malaikat ini didengar oleh jin pencuri berita. Pencuri berita modusnya dengan ‘pundi-pundian’ (jin yang bawah menjadi penopang bagi jin yang di atasnya, bertingkat terus ke atas). Jin yang paling atas mendengar ucapan malaikat, kemudian disampaikan ke jin bawahnya, dan seterusnya, hingga jin yang paling bawah menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun. Terkadang mereka mendapat panah api sebelum dia sampaikan kepada dukun, dan terkadang berhasil disampaikan sebelum terkena panah api. Kemudian dicampur dengan 100 kedustaan. (sehingga ada 1 yang benar). Orang mengatakan, bukankah pak dukun telah mengatakan demikian dan dia benar? Akhirnya sang dukun dibenarkan dengan satu kalimat yang benar yang dicuri dari langit.” (HR. Bukhari 4800).
Sebagai seorang muslim, hal-hal yang telah dijelaskan melalui ayat Al-Qur’an maupun hadist diatas sudah semestinya kita akui dan imani kebenarannya. Meskipun terkadang sesuatu yang telah dijelaskan tidak masuk akal dalam pemikiran logika kita.
Menurut para ahli astronomi, hujan meteor bisa terjadi kapan saja dan bisa diprediksikan kapan terjadinya. Bahkan bisa saja terjadi secara terus menerus. Kenapa hujan meteor bisa diprediksi? Pada dasarnya penentuan terjadinya hujan meteor mengacu kepada dua keadaan yaitu perhitungan lintasan orbit bumi dan komet. Dari perhitungan lintas orbit bumi dan komet inilah akan ditemukan satu saat dimana lintasan orbit bumi dan komet membentuk elips dan saling mendekat.
Selaras dengan tujuan pelemparan batuan yang diarahkan kepada syaitan yang mencuri dengar berita dari langit, yang menunjukkan penjagaan terhadap langit itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa penjagaan langit terjadi secara terus menerus. Mengingat syaitan yang juga terus menerus berusaha mencuri dengar berita dari langit.
Kesimpulannya, tidak ada pertentangan antara pendapat para ahli astronomi dengan apa yang sudah ditetapkan Allah dalam firman-firman-Nya.
Wallahu a’lam..

(Selepas Editing)
Hujan Meteor

A.      Pengertian Hujan Meteor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hujan Meteor adalah hujan yang terjadi karena meluncurnya benda-benda angkasa ke permukaan bumi. Sedangkan menurut situs Wikipedia, hujan meteor adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Lalu apakah meteor itu? Meteor adalah benda luar angkasa yang masuk ke dalam atmosfer bumi. Pada umumnya habis terbakar sebelum masuk ke permukaan bumi. Namun jika bersisa, maka yang jatuh ke permukaan bumi disebut meteorit.
Meteor sebenarnya dikenal juga dengan nama-nama lain seperti, meteor shower, shoting star, dan bintang jatuh. Kepercayaan secara turun temurun bahwa bintang jatuh dapat mengabulkan permohonan, sebenarnya hanyalah mitos. Yaitu sbuah informasi yang sebenarnya salah, namun telah dianggap benar dari generasi ke generasi. Jika dikaji lagi dengan akal sehat, apalagi bagi seorang muslim, meminta sesuatu kepada benda atau mahluk adalah suatu perbuatan syirik. Menyekutukan Allah. Karena bagaimanapun juga, hanyalah Allah Yang Maha Segalanya. Hanyalah Allah yang dapa mengabulkan segala permohonan.
Seperti yang telah tertuang dalam terjemahan Surat Al Mu’min ayat 60 berikut :
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang – orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”

B.       Penyebab Hujan Meteor
Apakah penyebab hujan meteor? Penyebab terjadinya hujan meteor adalah pertemuan antara lintasan orbit komet dan lintasan orbit bumi. Hal ini terjadi karena lintasan orbit membentuk konsep elips, sehingga memungkinkan pertemuan kedua belah pihak. Pertemuan ini akhirnya akan memunculkan sebuah energi yang bisa mengakibatkan gesekan. Nah, pada saat lintasan orbit saling berdekatan inilah, volume meteor yang masuk ke atmosfer bumi mengalami peningkatan secara pesat. Dengan meningkatnya volume mendadak itulah, meteor menjadi kehilangan daya untuk tetap berada pada satu lintas orbit, sehingga  menyebabkan hujan meteor di sebagian wilayah bumi.

C.      Hujan Meteor Dalam Pandangan Islam
Di dalam Al-Qur’an, ternyata sudah dibahas mengenai beberapa kasus tentang keberadaan benda – benda langit dalam tata surya atau sekalipun yang tak terjamah. Berikut beberapa tuangan ayat Al-Qu’an dalam terjemah bahasa Indonesia terkait fenomena hujan meteor.
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat pelempar syaitan dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (Q.S Al-Mulk : 5)
Sesungguhnya Aku telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Aku telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya). Aku menjaganya dari setiap syaitan yang terkutuk, kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al-Hijr: 16 – 18).
Sesungguhnya Aku telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka, syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang terang.” (QS. As-Shaffat: 6 – 10).
Potongan ayat di atas telah menjelaskan dari sudut pandang Islam terhadap fenomena alam yang satu ini. Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya fenomena meteor yang jatuh ke bumi merupakan batuan langit atau bintang yang digunakan oleh Allah SWT untuk melempar syaitan yang dengan sengaja mencuri dengar berita dari langit.
Namun, fenomena hujan meteor juga dapat dijelaskan secara ilmiah. Sebelum akhirnya batuan meteorid itu jatuh dan mengenai permukaan bumi, ia melakukan pendekatan terlebih dulu kepada bumi. Mengapung -  apung di sekitar bumi, lalu perlahan tapi pasti tertarik oleh gravitasi bumi. Meteoroid yang tertarik oleh gravitasi bumi ini lantas memasuki atmosfer bumi kemudian saling bergesekan hingga menimbulkan api yang terlihat seperti cahaya yang sangat terang. Benda ini lantas disebut sebagai meteor. Tidak sampai disitu, meteor yang semakin tertarik oleh gravitasi bumi akan melaju dengan sangat cepat  menuju tanah. Nah, ketika pendaratan terjadi, maka meteor akan disebut sebagai meteorit. Alias batu luar angkasa yang sudah mendarat di bumi.
Kesimpulan dari sudut pandang Islam dan sudut pandang Ilmiah memang berbeda jauh. Namun, ada sebuah hadist riwayat Bukhari yang akan memperkuat pejelasan tentang hal ini.
“Apabila Allah menetapkan suatu ketetapan di langit maka para malaikat mengepakkan sayap mereka karena tunduk terhadap firman-Nya, seperti layaknya suara rantai yang digesek di atas batu. Setelah rasa takut itu dicabut dari hati para malaikat, mereka bertanya-tanya: ‘Apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?’ Malaikat yang mendengar menjawab, ‘Dia berfirman yang benar. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.’ Bisikan malaikat ini didengar oleh jin pencuri berita. Pencuri berita modusnya dengan ‘pundi-pundian’ (jin yang bawah menjadi penopang bagi jin yang di atasnya, bertingkat terus ke atas). Jin yang paling atas mendengar ucapan malaikat, kemudian disampaikan ke jin bawahnya, dan seterusnya, hingga jin yang paling bawah menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun. Terkadang mereka mendapat panah api sebelum dia sampaikan kepada dukun, dan terkadang berhasil disampaikan sebelum terkena panah api. Kemudian dicampur dengan 100 kedustaan. (sehingga ada 1 yang benar). Orang mengatakan, bukankah pak dukun telah mengatakan demikian dan dia benar? Akhirnya sang dukun dibenarkan dengan satu kalimat yang benar yang dicuri dari langit.” (HR. Bukhari 4800).
Sebagai seorang muslim, hal-hal yang telah dijelaskan melalui ayat Al-Qur’an maupun hadist diatas sudah semestinya kita akui dan imani kebenarannya. Meskipun terkadang semua yang telah dijelaskan tidak masuk akal dalam pemikiran logika kita.
Wallahu a’lam..
Tugas ini telah ditautkan kepada KMO Indonesia dan Ibu Erna
This entry was posted in

0 comments:

Post a Comment