Okedeh mulai dari tanggal 20 Juni 2017. Sehari sebelum penerbangan ke Indonesia.
.
Hari itu Selasa, minggu kemarin. Kebetulan, aku dan 2 temanku satu shift. Dan yang satunya lagi lawan shift. Kami bertiga shift malam saat itu.
.
Beruntung, temanku yang lawan shift itu berhasil mendapat cuti pulang. Tapi malang bagi kami bertiga. Tidak ada cuti maupun izin resmi yang dikeluarkan oleh kilang (pabrik, red) tempat kami bekerja. Jadilah kami akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sakit.
.
Haha. Jangan dicontoh ya. Sekali lagi jangan dicontoh. Karena penyakit rindu kepada kampung halaman yang sudah semakin menggerogoti, jadi apa pun memang akan kami lakukan untuk mengobati penyakit ini. Yaitu dengan bertemu keluarga tercinta.
.
Ya, kami bertiga akhirnya nekat pergi ke klinik untuk memperoleh surat cuti sakit. Tanpa didampingi oleh worden (pengurus kami selama di hostel /asrama. mirip-mirip lah sama ibu kos)
.
Kebetulan, pada saat itu kami memang merasa sedikit tidak enak badan. Ada yang aneh pada diri kami. Jadilah gejala-gejala itu menjadi alasan kuat bagi kami, untuk tetap bisa pulang ke kampung halaman. Walaupun dengan izin yang bisa dibilang illegal. Haha.
.
Terlebih aku. Aku merasa seperti ada banyak kupu-kupu yang beterbangan di dalam perutku. Rasa mulas sekaligus grogi yang sangat aneh. Aku bahkan seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Jantungku berdegup sedemikian cepat. Entahlah. Aku tidak tahu akan bertemu dengan siapa di Indonesia nanti. Sehingga takut, malu, ataupun biasa saja yang kemudian menjadi muara dari perasaan aneh ini.
.
Dan pada malam 21, kami resmi bercuti sakit. Ya, kami bertiga resmi tidak masuk kerja dengan keterangan tersebut di atas. Mungkin cara ini cukup culas, tapi ini adalah jalan satu-satunya. Tidak ada pilihan lain. Dan kebetulannya, kami juga sedang merasakan perasaan aneh di dalam tubuh kami. Hihi.
.
Pun, malam 21 adalah malam terakhir kami tidur di bumi Malaysia. Sebelum akhirnya, besoknya kami akan kembali ke Indonesia.
.
Salah seorang teman sekamarku adalah perempuan dengan banyak air mata. Kadang, ia pura-pura kuat di depanku dan teman-temannya yang lain. Dengan senyum manis yang ia buat-buat itu, tidak jarang membuat kami tertipu dengan keadaannya yang sebenarnya. Meski ia bertubuh sedikit gemuk dengan pipi yang chubby, tapi hatinya sangatlah lembek dan rapuh. Seperti kerupuk yang terkena air. Yang tak ada lagi bunyi "kriuk.. kriuk.." ketika dimakan.
.
Malam terakhir ini, akhirnya kami habiskan dengan tidur satu kasur bertiga. Hehe. Pesan untuk berhati-hati dijalan rasanya berat untuk dia ucapkan. Tapi bagaimanapun, aku tetap akan kembali.
.
Karena kewajiban harus ditunaikan. Dan janji haruslah ditepati. Ya, begitulah seharusnya semua orang di dunia ini bertingkahlaku.
.
Malam itu berakhir dengan salam perpisahan dan sebuah janji untuk kelak kembali lagi.
.
Malaysia, Selasa 20 Juni 2017
Friday, June 30, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment