Sunday, July 2, 2017

On Going : Perintilan Hari Ini

Hari ini baru hari ketiga we kembali menginjakkan kaki di tanah Jiran ini. Eh, udah diajak main aja sama kakak senior. Nggak main sih sebenernya. Cuman disuruh nemenin beli sesuatu.
.
Wqwq plisdeh. We kira cuman bakalan sebentar. Beli barang yang dituju, lalu pulang. Eh ternyata enggak. Doi malah ngajak uwe buat ke Game Zone. Hahaha.
.
Padahal, we bukan orang yang suka nge-game. Hape aja nggak ada aplikasi game-nya. Eh, ini diajakin ke "gudang"-nya game sungguhan. Plisdeh. Seorang uwe baru pertama kali seumur hidup buat bener-bener mainin permainan yang ada di sana.
.
Karena main gobak sodor, petak umpet, kasti, udah uwe alamin waktu dulu kecil. Sekarang permainan-permainan itu bermetamorfosa menjadi sebuah candu. Ya candu yang bisa diterima positif atau negatif. Tergantung siapa yang nerimanya.
.
FYI aja, we orangnya jarang banget bisa have fun. Nikmatin hal-hal gila tanpa beban. Yah, jarang. Bahkan hampir nggak pernah. Nggak tau deh. Mungkin hidup we terlalu serius. Terlalu sepaneng. Terlalu saklek. Dan kadang we merasa itu nggak enak. Tapi pun, kadang enak-enak aja. Tergantung mood we nikmatinnya gimana.
.
Tapi hari ini, kakak senior we ngajak we gila-gilaan sampe akhirnya we gila beneran -_- gakgak candaa.
.
We main balap mobil, ngedance, dan game yang kayak Guitar Hero tapi pemainnya harus loncat-loncat di atas stage yang uwe nggak tau apa nama permainan ini. Yah. Loncat-loncat, ketawa-ketawa, teriak-teriak. That's all hal gila yang uwe lakuin hari ini.
.
Saat main permainan yang di stage itu, ada satu lagu yang ternyata we suka denger iramanya. Last Rebirth. Nggak taulah we. Itu judul lagunya atau nama penyanyinya. Yang penting we suka iramanya. Kek anime-anime gimana gitu. Jadi enak.
.
Dan payahnya. We pulang larut lagi. Hahaha. Tapi pulang larut nggak mesti nakal kok. We tetap berpegang teguh pada diri we sendiri. We gak akan nakal. Walaupun di perantauan ini we gak sama ortu. Walaupun sebenernya banyak godaan dan peluang buat we bisa nakal. Tapi nggak. Nggak akan dan nggak bakal we pilih. Sekalipun nakal adalah opsi terakhir yang ada di dunia ini. We pilih mati aja. Pindah alam ke akhirat.
.
Ketahuilah gengs, setiap apa yang kita lakukan, kita pilih, dan kita putuskan di dunia ini tidak terlepas dari penglihatan Allah di dalamnya.
.
We takut. Kalau nanti we jadi nakal, we nggak bisa balik jadi baik lagi. Walaupun sekarang we juga masih belum baik. Tapi setidaknya, we akan terus mencoba menjadi baik. Karena kebaikan itu bukan dilihat dari siapa yang melakukan. Tapi apa yang dilakukan.
.
Jadi, biar bagaimanapun juga situasi dan kondisinya, we akan tetap memilih menjadi baik. Dan berusaha untuk lebih baik.
.
Kebaikan itu amal. Tabungan kita pribadi untuk masa depan. Apabila kita melakukan kebaikan untuk orang lain atau diri kita sendiri, mungkin kita lelah. Tapi, jangan pernah mengeluh apalagi berputus asa. Karena dengan kita terus melakukan kebaikan, lelahnya akan hilang. Dan pahalanya akan tetap ada.
.
Jadi, jangan bosan berbuat baik.
.
.
.
In the Train.
.
Ternyata nggak cuman di Indonesia aja ada orang-orang yang yang nggak taat sama aturan. Keknya penyakit itu hampir menjalari semua manusia di dunia ini, deh.
.
Buktinya, saat uwe udah berada di train khusus cewek, masih aja ada cowok di sana. Padahal, peraturannya udah disiarkan dan dijelaskan lewat  pengeras suara berkali-kali. Apa mungkin kurang jelas? Atau mereka yang nggak denger?
.
We heran. Kenapa gitu. Kayaknya peraturan itu seperti diciptakan memang untuk dilanggar. Hidup jadi kayak nggak seru kalo nggak ngelanggar peraturan.
.
Ah. Jadi keinget we sama peraturan yang seharusnya banget kita taatin. Apalagi kalau bukan Al-Qur'an. Selaku muslim yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kayak nggak pantes banget yah. Kita hidup di dunia ini tanpa menaati peraturan yang udah dibuat Allah di dalam Al-Qur'an. Malah kadang, ianya kita cuekin. Nggak kita baca dan resapi artinya. Kita malah sibuk sama gejet yang entah akan bisa membawa kita ke surga-Nya atau enggak. Dan malah mengesampingkan Al-Qur'an yang bahkan udah jelas dijamin Allah bisa membawa kita ke surga-Nya.
.
Astaghfirullah. Ini tamparan buat we dan kalian semua gengs. Renungilah diri ini. Tangisilah jiwa ini. Yang kosong dan kering kerontang tanpa adanya niatan untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik.
.
Menangislah kita tatkala kita tidak bisa lagi menangis karena hal-hal yang berbau keagamaan atau kemanusiaan. Tangisilah diri kita yang cupu sekali imannya. Tangisilah hati kita yang tidak bisa lagi merasa. Yang keras ini. Yang sungguh terlalu tidak bisa disentuh oleh apapun.
.
Jangan hanya menangis karena putus cinta. Jangan hanya menangis karena dilukai manusia. Sungguh. Kita ini terlalu cupu dibanding anak-anak kecil Suriah. Kita terlalu lemah daripada mereka.
.
Mereka menangis karena kehilangan keluarga tercinta, kehilangan rumah, kegilangan kasih sayang, kehilangan segalanya. Tapi, mereka bisa lantas bangkit. Karena apa? Karena mereka masih punya Allah. Masih ada harapan untuk mereka menuai kebahagiaan yang hqq. Yang sebenar.
.
Malulah. Malulah saat diri masih terlalu naif dengan dunia. Termasuk diri ini. Yang juga tak pernah luput dari dosa. Astaghfirullah. 😢
.
.
.
Still in the train.
.
Wow! Transportasi umum di negara ini selalu penuh sesak oleh orang-orang asli negara ini. Dari keturunan Melayu, Tionghoa, dan India.
.
Ya. Setahu uwe ada 3 suku besar seperti tersebut diatas yang menjadi penduduk asli negara Malaysia. Kek yang di Upin & Ipin itu lho. Tokoh-tokohnya kan juga mengambil dari 3 suku besar tersebut. Tapi sebenernya ada banyak juga ding. Kata Kak Wikipedia ada 19 suku yang disebutkan. Eh, kalau di Malaysia disebutnya kaum ding bukan suku.
.
Upin, Ipin, Mail, Ehsan, Fizi, Ijat, Zul, kak Ros, Opah, Atok Dalang, Bang Saleh, dll kan dari suku Melayu tuh. Sedangkan Mei-Mei, Koh Atong, dll dari suku Tionghoa. Jarjit, Uncle Mutu, Devi, dll dari suku India.
.
Kalau ditempatku sih, kebanyakan suku India Tamil. Dan orang-orangnya pun nggak seperti yang kayak di film-film itu. Searching aja deh kalau kepo suku India Tamil kayak gimana.
.
Dan saat masih di train tadi, ada satu cewek India Tamil yang we lihat. Dia kebetulan kebagian duduk di bangku penumpang. Sedangkan we berdiri. Karena emang di train itu, nggak disediakan banyak kursi buat penumpang duduk. Jadi, berdirilah we.
.
Dan saat kebetulan mata we menemukan sosok dia, ternyata dianya punya mata cokelat tua yang terang. Tapi cokelatnya nggak kayak mata uwe yang buthek. Cokelatnya tuh bening gila. Dalam hati we langsung mengakui kalau dia cantik. Padahal, dia nggak seputih cewek-cewek Tionghoa ataupun Korea. Ya, cantik emang nggak harus selalu putih. Ups. Hehe uwe nggak bermaksud buat rasis ya. Karena ini berdasarkan sudut pandang we pribadi. Don't judge me. Wqwq.
.
Tapi, menurut we lagi. Cewek-cewek itu masih kalah cantik sih sama muslimah berhijab lebar. Atau muslimah berniqab yang tadi nggak sengaja we temuin pas lagi nunggu train yang lama kali tu.
.
Ya, saat uwe masih nunggu train tadi, tetiba ada 2 akhwat berniqab (cadar) duduk di samping we. Pada saat itu juga, we membatin, "MaasyaAllah. Subhanallah. Kapan we bisa se-istiqomah mereka? 😢😢😢"
.
Ya. Harus pakai emot berkaca-kaca tiga kali. Karena emang we selalu salut sama muslimah-muslimah yang mati-matian buat tetep bisa menjaga izzah dan iffah-nya.
.
Izzah adalah kehormatan perempuan sebagai seorang muslimah. Sedangkan Iffah adalah bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka.
.
Ya. We abis searching tentang arti kedua kata tersebut. Karena memang, we sangat fakir ilmu dalam hal-hal semacam itu. We sadar. We paham. We belum sepenuhnya baik. Jadi, we emang harus terus belajar dan belajar. Sampai nanti. Sampai nafas we udah sampai di kerongkongan.
.
Betewe nggak hanya itu. We pun juga melihat seorang laki-laki nyunnah berjenggot panjang. Dengan pakaian yang tidak isbal. Dan we selalu salut sama orang-orang seperti ini. Yang tetap menjaga. Dan berusaha untuk terjaga. Yang bisa menjalankan sunnah Rasulullah SAW ditengah gemerlapnya zaman yang udah makin nggak karuan ini.
.
Lalu we bertanya lagi dalam hati, "Apakah kelak we bisa menemukan lelaki seperti ini dalam hidup we nanti? Apakah we bisa bersama dengan seseorang yang berpegang pada sunnah dan selalu mengutamakan dakwah? Atau justru, akan ada sesosok laki-laki yang datang ke bapak we kelak. Dan berjanji akan memperbaiki diri bersama-sama sama uwe?"
.
Ya Allah. Maut, rezeki, jodoh. Memang telah Kau atur semuanya. Memang telah kau persiapkan segalanya. Lantas, kenapa we terus-terusan enggak tenang mikirin  hal-hal yang udah pasti tersebut?
.
Kenapa justru we sering khawatir terhadap apa yang seharusnya we terima aja kehadirannya?
.
Astaghfirullah.  Ya. Kita butuh banyak istighfar. Karena buat masuk surga, nggak segampang membalikkan telapak tangan.

0 comments:

Post a Comment