Sunday, February 17, 2019

Tantangan RCO Level 2 - Biografi K.H Ahmad Dahlan



Nama kecilnya ialah Muhammad Darwisy. Beliau dilahirkan dari keluarga ulama yang disegani saat itu. Ayahnya KH. Abu Bakar, merupakan ulama sekaligus khatib besar di Kasultanan Yogyakarta. Sedangkan ibunya merupakan putri dari H. Ibrahim yang juga merupakan seorang ulama dan petinggi yang dihormati di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat kala itu. Karena lahir dan besar dalam lingkungan ulama, maka tidak mengherankan bahwa KH. Ahmad Dahlan memiliki ghirah atau semangat yang besar untuk mengambil peran sebagai seorang pengubah peradaban.

Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868. Beliau juga menghembuskan nafas terakhirnya di Yogyakarta pada tanggal 23 Februari 1923. Semasa hidupnya, kiprah beliau untuk Islam dan Indonesia sangatlah besar. Sebagai seorang Kyai, beliau merupakan penggagas awal dari berdirinya organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah. Tak hanya itu, sebagai pahlawan nasional pun Ahmad Dahlan juga menorehkan prestasi yang bisa dibilang cukup fantastis.

Nyai Ahmad Dahlan atau Hj. Siti Walidah merupakan istri KH. Ahmad Dahlan yang juga memiliki kiprah yang sama dalam mengembangkan dakwah Islam serta kesejahteraan Indonesia. Perannya bisa dilihat dari organisasi Aisyiyah yang beliau dirikan. Anggotanya berasal dari para wanita yang sadar dan terpengaruh dengan dakwah Muhammadiyah itu sendiri. Namun, selain menikah dengan Hj. Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan juga menikahi beberapa perempuan lain seperti Nyai Abdullah, Nyai Rum, Nyai Aisyah, serta Nyai Yasin. Dari pernikahan tersebut, lahirlah anak-anak seperti Djohanah Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah, dan Dandanah.

Sebelum mendirikan Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan sempat menimba ilmu di Makkah bersama sahabatnya, KH. Hasyim Asyari pada guru yang sama, yakni Syekh Ahmad Khatib. Dari sanalah, beliau mulai terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran tokoh pembaharuan seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridlo, Jamaluddin Al-Afghani, maupun Ibn Taimiyah. Selain itu, dorongan untuk mendirikan sebuah organisasi sebagai wadah untuk dakwah Islam juga termotivasi oleh teman-temannya dari Budi Utomo, dan teman-teman lain yang sevisi dengan beliau.

Pada saat agama Islam sedang berkembang saat itu, Ahmad Dahlan hadir sebagai seseorang yang membawa gagasan pembaharuan yang mungkin masih sulit diterima oleh masyarakat Islam saat itu. Mewabahnya takhayul, bid’ah, maupun khurofat yang menggejala saat itu membuat KH. Ahmad Dahlan gelisah. Sehingga, beliau memulai dakwah pembaharuannya melalui pendidikan. Strateginya ialah menggabungkan antara sistem pendidikan Islam yang sangat kental keIslaman dan kepesantrenannya, dengan sistem pendidikan Barat yang sekuler karena memisahkan dunia dengan agama. Selain itu, KH. Ahmad Dahlan juga banyak bergaul dengan orang Kristen, mengajar anak-anak Belanda, dan hal-hal lain yang dianggap oleh masyarakat Islam kala itu sebagai seseorang yang menyerupai orang kafir.

Selain melalui pendidikan, Ahmad Dahlan juga sering mengadakan tabligh ke berbagai kota guna menyebarkan dakwah Islamya itu. Adapun ketika dakwah Muhammadiyah mulai berkembang lebih pesat, beliau juga mendirikan banyak amal usaha seperti rumah sakit, lembaga zakat, dan program-program sosial lain yang begitu berpengaruh bagi agama Islam serta negara Indonesia.

0 comments:

Post a Comment