Thursday, July 9, 2015

SINGLE > KEREN



Hoam. Lama sekali nggak bikin postingan nih saya. Blog jadi kayak banyak sarang laba-labanya. Usang. Hmm..

Mendadak kangen blog setelah baca-baca postingan di blog tetangga yang kayaknya baru produktif-produktifnya bikin postingan. Salut deh, sama dia orang. Nggak kayak saya yang males ini, mohon jangan ditiru minna-san. Hampurasul, nyak.

Hmm, langsung saja. Seperti judul dalam postingan ini. Single berarti simple. Dan simple itu nggak perlu ribet. Nggak ribet itu nggak banyak gaya. Nggak banyak gaya itu justru keren. Jadi, para single itu keren. Iya nggak, sing? Haha enakan mblo, ya nyebutnya.

Oh iya, saya bakal bahas tentang definisi single yang keren menurut penelitian yang udah intensif dan telah diuji di laboratorium IPB dan ITB. Jadi, beneran telah teruji secara klinis. Hehe. Yeah, kalian-para pembaca harus percaya padaku bahwa seorang single itu memang benar-benar keren.

Alasan logis yang pertama adalah, para single adalah diri mereka sendiri. Jati diri mereka. Bukan orang lain. Para single yang tidak terbiasa menjalin hubungan dengan lawan jenis melalui pacaran, biasanya cenderung menggeluti hobi yang lebih mereka sukai daripada sekadar pacar. Dan menjadi diri sendiri itu jauh lebih keren dibanding harus menjadi orang lain karena tuntutan si pacar.
Hmm, menurut pengamatanku sebagai seorang single yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun. Kebanyakan kalau dua orang sudah menjalin hubungan, maka kecenderungan untuk memiliki dan memonopoli si dia-yang dimiliki jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Nggak jarang, kan temen kita yang pacaran akan jauh terlihat lebih galau dan sedih saat mereka sedang bertengkar dengan pacarnya? Ya, mungkin pertengkaran mereka itu didasari oleh hal sepele macam, "Yang, kamu kayaknya cantikan kalo agak gendutan dikit deh," ; "Yang, aku lebih suka gaya rambut kamu yang kemarin. Pokoknya aku mau rambut kamu kayak gitu lagi. Kalo enggak, kita putus aja dan aku akan cari cewek baru,". Lalu setelah itu, apa yang akan terjadi pada si cewek? "Sis, yayang gue minta gue begini begitu. Dia udah mulai berubah sekarang enggak kayak dulu lagi. Dia lebih sayang rambut gue. Bukan gue atau hati gue," lalu nangis mewek sambil jambakin rambutnya sendiri sampe botak.

Hmm, seandainya kita menjalin hubungan yang sialnya seperti itu, kita diharuskan mengubur jati diri kita yang sebenarnya oleh sang kekasih. Mungkin memang maksud dia bilang seperti itu baik. Tapi kembali lagi ke diri kita. Apakah apa yang dia mau itu adalah kita yang sebenarnya? If not, stop the relationship and back to yourself!

Alasan logis kedua adalah, single itu (masih dalam tahap belajar) dewasa. Single tidak dewasa sebelum waktunya. Single menunggu waktu yang tepat untuk beranjak dewasa. Sampai Tuhan mengizinkannya dewasa, maka ia akan menurutinya. Keren jika melihat para single sudah berpikir matang dan dewasa. Dalam artian, apa yang dipikirkannya itu rasional dan telah melalui pertimbangan banyak hal.

Salah satunya contoh, masa depan. Ya, seorang single yang sedang belajar untuk menuju kedewasaan tidak pernah berhenti memikirkan nasibnya kelak di masa depan. Akan jadi apa dia nanti setelah lulus sekolah? Menjadi mahasiswa abadi-kah, atau wirausaha sukses-kah, atau pekerja pabrik-kah, atau bahkan pengangguran? Itu pilihan kita masing-masing. Tapi, seorang single yang memikirkan masa depan, kemungkinan besar sudah memiliki gambaran akan seperti apa ia menjalani hidup sebagai orang dewasa kelak.

Misalnya, setelah lulus SMA aku akan kuliah, lalu lulus, mendapat gelar sarjana, dan bekerja mengabdi kepada negara Indonesia tercinta ini. Lalu menikah dan punya anak yang bisa meneruskan karirku. Mungkin itu.

Hmm, tapi menjadi dewasa sangatlah rumit. Namun, jika kita belajar dari sekarang, mungkin tidak juga.

Alasan logis ketiga adalah, single itu mahluk paling setia jika ia mau. Haha. Tidak seperti itu juga sih. Tergantung pribadi dari tiap-tiap orangnya juga. Tapi kalau aku mungkin iya. Karena sudah terlalu lama sendiri, sudah terlalu lama aku asyik sendiri, lama tak ada yang menemani, rasanya~~ Haha jadi baper nih. Kalo ditanya bisa setia atau nggak, jawabanku bisa. Ya iyalah orang single bertahun-tahun aja setia apalagi nanti kalo udah punya pasangan. Haha, ya kalau waktunya udah tepat sih.

Yang baca nggak usah sirik, tapi dalam hati aja. Wqwq.

Alasan logis keempat adalah, single itu alim. Dan alim itu keren. Keren kenapa? Karena dia dekat dengan Sang Pencipta. Dengan kesendiriannya itu, para single bebas mendekati siapa saja tanpa ada yang melarang ataupun cemburu.

Enak juga karena bisa sekalian introspeksi diri, sudah sebaik apa kita di dunia ini? Amal baik apa saja yang telah kita perbuat? Bagaimana hubungan kita sama orang lain? Jika kita belum sebaik itu, perbaiki semaksimalnya. Karena seperti kata pepatah, hidup itu cuma sebentar, cuma numpang minum lalu udah.

Makanya, single itu keren. Dan enggak hanya keren di mata manusia aja, melainkan di mata Allah juga.

Jadi, di sini aku tegaskan sekali lagi, kalau para single adalah orang-orang keren yang rela mengorbankan dirinya dibully, dicaci, dan lain sebagainya. Tapi mereka enggak peduli dan tetep enggak kebanyakan gaya. Karena suatu saat nanti, omongan semua orang tentang single, pasti akan mereka beli dengan prestasi yang menjulang tinggi. Dan kesuksesan di dunia dan akhirat nanti. Aamiin. *yang bilang amin barusan single :D

Mungkin cuman segitu poin yang dapat aku sampaikan untuk saat ini. Lain waktu kalo inget mungkin bisa ku sambung lagi di postingan part 2. Heheh. Udah ah, sekian dulu dariku. Bye.

2 comments:

  1. Boleh nambahin nih?

    Kelima, single itu sedang mengejar mimpi. Ia yakin ia mampu mewujudkan mimpi tersebut. Ia sedang memiliki ambisi tentang apa yang ia yakini. Mengejar obsesi pribadi dan mewujudkannya, adalah prioritas :D

    ReplyDelete