Monday, August 27, 2018

Pulau Bungin dan Serpihan Kisah Tentang Ibu Sri Ningsih



Kemarin, notifikasi whatsapp di gawaiku mendadak ramai karena adanya grup baru tentang kepenulisan. Aku ingat belaka karena beberapa hari sebelumnya, sempat mengisi form dan mendaftar ke salah satu kelas menulis online tanpa biaya. Senang rasanya bisa diterima. Harapanku adalah bisa berproses bersama penulis-penulis lain di grup ini. InsyaAllah.

Komunitas ini bernama One Day One Post yang biasa disingkat dan dikenal dengan nama ODOP. Itu artinya, jika program sudah berjalan, maka para peserta benar-benar diharuskan untuk menulis atau membuat postingan minimal satu postingan atau tulisan sehari. Kedisiplinan dan komitmen tinggi akan terbangun dari sini. Mental penulis yang tidak mudah puas dan menyerah terhadap satu karya, benar-benar akan diuji di sini. Maka dari itu, semoga saja diri ini bisa senantiasa meluruskan niat dan tekad untuk benar-benar berjuang menggapai mimpi-mimpiku menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain melalui tulisan. Aamiin Ya Rabb.

Hari berikutnya, tepatnya hari ini, kami seluruh anggota grup besar dipecah menjadi beberapa grup kecil dengan nama-nama Pulau di Indonesia. Nama pulau-pulau yang dipakai sebagai nama di grup kecil tersebut diambil dari nama-nama pulau yang ada di Indonesia Timur sana. Seperti Pulau Bungin, Pulau Harapan, Pulau Buru, dan Pulau Natuna. Nah, namaku tercatat pada deretan anggota di grup Pulau Bungin yang di ampu oleh Lutfi, Setya Romana, dan Sovia.

Kesan pertama ketika mendengar nama Bungin disebut adalah cerita pada sebuah novel tentang seorang anak nelayan tangguh yang berhasil menghiasi setiap jengkal kehidupannya dengan perjuangan dan pengorbanan. Novel itu berjudul Tentang Kamu yang ditulis oleh Tere Liye. Dengan tebal sekitar 500 halaman lebih, sebuah prestasi ketika aku mampu menyelesaikannya hanya dalam waktu satu hari.

Karena gaya penulisan Tere Liye yang begitu mengalir serta alur cerita yang disuguhkan secara ciamik, aku sekan tidak merasakan waktu berjalan. Hahah. Memang harus sampai seberlebihan ini ketika membicarakan karya Tere Liye. Hampir semua bukunya best seller dan laku keras di pasaran. Tema-tema langka yang beliau angkat, gaya bahasa, serta jalan cerita yang tidak biasa memang memiliki daya tarik tersendiri.

Pulau Bungin terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tercatat sebagai pulau dengan penduduk terpadat sedunia. Dengan rumah-rumah apung di atas laut yang saling berjejer begitu rapat, ternyata Bungin juga merupakan tempat dengan kesadaran toleransi yang begitu tinggi.

Semakin aku menanamkan kata “Pulau Bungin” di kepalaku, semakin liar kenangan tentang masa kecil ibu Sri Ningsih yang merupakan tokoh utama pada novel Tentang Kamu. Bagaiaman seorang Zaman Zulkarnaen yang merupakan kuasa hukum yang sedang menggali kisah kliennya dari mulai masa kecilnya, bahkan sebelum klien itu lahir. Meskipun pada akhirnya ending dari cerita ini bisa dibilang indah, intrik-intrik yang sengaja dibuat pada bagian-bagian tengah cerita ini membuat aku pribadi memberikan penilaian bintang 5 untuk measterpiece sehebat itu.

Ini hanya sedikit yang kuketahui tentang pulau Bungin. Sebuah pulau yang masih katanya, bagus dan meski tidak asri atau rindang karena pepohonan hijau.

0 comments:

Post a Comment