Saturday, July 7, 2018

Review (mungkin) : Tentang Kamu

Aku tidak habis pikir pada diriku sendiri. Menenggelamkan diri selama hampir 24 jam, menyelami buku ini, kemudian melumatnya sampai habis. Maksudku, tentu saja tidak 24 jam penuh aku terus membaca

Namun, kau tahu? 500 halaman bukanlah sesuatu yang mudah. Bagiku, prestasi pertamaku menghabiskan buku tebal terakhir kalinya adalah saat masih kelas 3 smp. Ketika membaca buku Sepatu Dahlan setebal 300an halaman. Itupun karena tenggat waktu yang diberikan si empunya buku. Ya, dulu aku selalu meminjam. Tidak sanggup untuk membelinya sendiri

Tidak sesederhana judulnya, "Tentang Kamu" menyuguhkan sebuah kisah berbeda, yang bahkan dari awal bab sudah salah kutebak. Kupikir, Tere Liye akan kembali membuat pembaca jatuh cinta pada tokoh utama yang diceritakan mengalir di dalam cerita. Seperti dalam novel "Hujan"

Jujur, walaupun sudah 2 tahun yang lalu aku membacanya, aku masih tidak bisa melupakan bagaimana setiap adegan yang ditulis apik oleh Tere Liye. Kisah tentang Lail dan Esok yang bergenre Science Fiction. Berlatar masa depan saat kelahiran bayi ke 1 milyar diumumkan. Ah, entah aku lupa latar waktu di buku itu tahun berapa

"Tentang Kamu". Sebenarnya, sudah lama aku memiliki buku ini. Kurasa, aku membelinya tahun lalu. Saat berita masif beredar bahwa tahun depan, buku Tere Liye tidak akan beredar lagi. Ya. Aku termasuk satu dari sekian banyak fans beliau yang merasa kecewa. Kemudian membelanjakan separuh tabunganku, demi membeli buku-buku beliau yang belum sempat kubaca

Aku tidak tahu apakah ini bisa disebut kegilaan atau bukan. Namun, yang kutahu aku midah sekali jatuh cinta. Termasuk pada karya-karya epic semacam yang ada di buku ini

Kisah ternyata tidak terfokus pada tokoh pertama yang diceritakan, Zaman Zulkarnaen. Bukan. Melainkan, klien firma hukum tempatnya bekerja yang telah meninggal dunia. Uniknya, klien tersebut meninggal dengan aset sebesar 19 triliyun rupiah tanpa ahli waris

Ah, mungkin aku terlambat membaca  novel sebagus ini. Tidak apa. Aku tetap bersyukur karena pada akhirnya berhasil menamatkan kisah hidup seorang anak pelaut tangguh, bernama ibu Sri Ningsih

Aku tidak tahu kisah ini betulan terjadi atau tidak. Yang jelas, dalam beberapa bab sekali baca, aku langsung terkesima. Dengan jalan cerita, dan gaya bahasa Tere Liye yang begitu cerdas ketika mengungkapkan bagaimana masa lalu ibu Sri, hingga akhirnya Zaman benar-benar berhasil memecahkan kasus tersebut

Masa kecil Sri Ningsih yang begitu memilukan, masa remajanya yang memuat pengkhianatan, masa dewasanya yang berhasil memiliki pabrik besar di ibu kota. Lalu saat beliau menghabiskan waktu di London, bekerja sebagai supir bus perempuan sekaligus bertemu suaminya yang berkebangsaan Turki, lalu kehilangan semuanya. Bayi-bayi sekaligus suaminya. Kemudian menghabiskan waktu di panti jompo Kota Paris. Mengajar sekolah menari sampai keliling dunia. Hingga meninggalnya beliau dengan damai di lanti jompo

Sungguh. Aku benar-benar membayangkan jika kisah ini betulan ada di dunia. Akan sangat beruntung sekali orang-orang yang pernah ditemui dan dikenal oleh sosok bernama Sri Ningsih. Pribadi seserhana, namun dengan pemikiran yang tak pernah sesederhana kelihatannya

Pada akhirnya, novel ini sukses menumbuhkan motivasi di hatiku. Tak hanya mengandalkan mimpi dan angan-angan besar, namun juga semangat juang dan pergerakan yang konstan untuk tidak menyerah

Ah, rasanya ingin juga menulis kisah semacam ini. Semoga. Semoga suatu hati nanti aku bisa menepati janji ini. InsyaAllah..

📝rismariesttt

0 comments:

Post a Comment