Sunday, November 11, 2018

Lain : Realita Hati Perempuan


Andai saja kamu tahu hati perempuan itu terbuat dari apa. Andai saja kamu mengerti, bahwa segumpal darah yang membentuknya tak pernah sesederhana itu. Andai saja kamu paham, betapa dengan hati yang dimilikinya itu, seorang perempuan mampu menjadi tabah setabah-tabahnya. Namun juga bisa menjadi rapuh kemudian jatuh sejatuh-jatuhnya.

Kau laki-laki, berpikir dan mempertimbangkan apapun menggunakan logika. Memang sistematika penciptaan antara laki-laki dan perempuan berbeda sama sekali. Untuk apa Tuhan berkehendak demikian? Agar manusia mengerti bahwa mereka harus saling melengkapi. Agar kehidupan di dunia ini seimbang adanya.

Perihal berkenalan, mencoba dekat, kemudian intens menghubungi. Tidak tahukah kau laki-laki, bahwa sebagai perempuan normal kami jauh lebih mementingkan rasa sungkan, yang tentu saja berkaitan dengan hati. Memang tidak apa-apa jika niat awalmu hanya sekadar penasaran atau bahkan menguji tentang siapa sebenarnya seorang perempuan yang ingin kau ketahui itu. Hanya saja, jangan pernah masuki ranah perasaannya dengan bersikap demikian, jika kau hanya ingin bercanda.

Mungkin tak mengapa jika perlakuan demikian itu kau tujukan untuk para perempuan yang sudah terlatih sebelumnya. Maksudku, beberapa perempuan mungkin sudah mengetahui pola disakiti-tersakiti, kemudian bangkit dan berjalan tegap dengan kakinya sendiri, untuk kesekian kali. Justru mereka lebih siap jika harus kembali terluka, patah hati, lantas menelan bulat-bulat harapan yang mungkin sengaja atau tak sengaja terbentuk di dalam hati. Justru mereka lebih bisa menata hati, bagaimanapun caranya, seperti apapun situasi dan kondisinya.

Namun, tidakkah kau memikirkan mereka yang belum pernah terlatih untuk patah hati sebelumnya?

Tidakkah kau pikir bahwa kata-kata yang keluar dari mulutmu atau dari jempolmu itu bisa memicu air mata hingga menguras habis seluruh perasaan yang ada di hatinya?

Tidakkah kau paham bahwa apa yang kau lakukan, walaupun dengan pertimbangan logika yang matang sekalipun itu dapat membuat sebuah lubang di hatinya?

Ah, bagaimana kau mau mengerti dan peduli, sedangkan apa yang selama ini kau pikirkan tak pernah terlintas melalui hati.

Pada tulisan ini sebenarnya bukan maksudku mendiskreditkan apalagi menggenderisasi apa yang selama ini terjadi. Sebaliknya, aku hanya ingin meluruskan sikap para lelaki yang masih berpikir dengan logika koleksi-seleksi-resepsi. Mungkin dalam pencarian pendamping hidup, setiap laki-laki memiliki cara ataupun metodenya tersendiri. Namun, haruskah polanya demikian?

Karena yang kalian hadapi adalah hati seorang perempuan. Yang normalnya, mungkin bisa memaafkan, namun sulit melupakan. Jadi, aku tidak mau berpanjang kata soal sikap apa dan bagaimana yang harus diambil ketika seorang perempuan diperlakukan secara tidak adil begitu. Karena sudah pasti, seorang perempuan yang mandiri dan merdeka harus berani belajar berpikir menggunakan logika. Agar setiap keadaan yang menimpa setelahnya, mampu ia hadapi secara biasa saja, atau justru cuek bodo amat. Sekian, semoga ada hati yang terketuk, lantas bertaubat.

#ODOPBatch6
#NonFiksi

0 comments:

Post a Comment