Thursday, November 8, 2018

Menghebatlah Bukan Karena Seseorang

Seseorang yang tangguh otomatis menjadi hebat ketika ia berhasil mengalahkan dirinya sendiri. Menembus batas dirinya untuk mencapai apa-apa yang sejatinya telah dirumuskan sebelumnya. Menapaki langkah demi langkah secara seksama, untuk tiba pada suatu masa atau suasana yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Menghebatlah bukan karena seseorang, melaikan berjuang untuk dirimu sendiri.

Sebenarnya, apa pentingnya menjadi hebat untuk diri sendiri? Agar diakui? Agar diapresiasi? Atau agar apa?

Menjadi hebat bisa kau jadikan acuan dan pacuan untuk kian meningkatkan kualitas dirimu yang lebih baik daripada kamu kemarin. Meng-upgrade semangat dalam rangka mencapai tujuan-tujuanmu. Memeluk setiap rasa sakit, yang mungkin akan kau temui pada terjalnya arah langkah perjalanan yang kau tempuh. Menguat dan menghebatlah untuk dirimu sendiri, bukan karena seseorang. Karena kau berhak untuk mendapatkan hal-hal baik yang didapatkan oleh orang hebat.

Jangan lagi tengok belakang! Ketika sudah kau putuskan langkahmu untuk menaklukkan dunia dan dirimu yang pemalas. Kuasai dirimu sendiri, sebelum kamu mempersiapkan strategi untuk melawannya. Jihad akbar! Perangi nafsumu, untuk dapatkan apa adanya dirimu yang sesungguhnya. Temukan kesejatian dirimu dalam intuisi atau kontemplasi yang panjang dengan alam, dengan Tuhan. Berdialoglah pada hatimu sendiri.

Karena dengan mengenal siapa sejatinya diri kita, akan sangat memudahkan langkah kita untuk menghebat dengan cepat. Bisa jadi, karena kesadaran untuk menmukan jati diri itu, kita juga mampu menemukan sisi lain diri kita. Yakni kekurangan serta kelebihan yang kita miliki. Karena dalam penciptaan-Nya, Tuhan selalu menanamkan dua sifat tersebut agar kehidupan ini seimbang dan berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Adapun orang-orang yang seolah terlihat memiliki kebaikan semua, sejatinya itu hanyalah dominan, bukan sepenuhnya. Orang-orang yang juga seolah terlihat sangat jahat, selama ini berarti banyak memiliki jam terbang yang banyak untuk berbuat keburukan. Namun, bukan berarti pula sejahat-jahatnya orang sudah tak ada lagi sisi baik yang melekat padanya. Sisi baik itu ada, melainkan tersembnti dan tertimbun di antara sifat dominan yang menjadi citra diri yang ingin diperlihatkan ataupun terlihat secara sukarela.

#ODOPBatch6
#NonFiksi

0 comments:

Post a Comment