Wednesday, September 12, 2018

Babak Pertama : Tentang Angan-angan, Kegagalan, dan Pencarian Tujuan [PART 2]


Kata pepatah, kegagalan itu adalah suatu keberhasilan yang tertunda. Beberapa orang meyakini hal tersebut dalam hatinya, lalu mulai berusaha. Beberapa lainnya, hanya sekadar tahu, lantas biasa-biasa saja dalam menyikapinya. Jelas saja dua sikap ini sangat bertolak belakang untuk kelanjutan masa depan diri kita kedepannya. Entah itu menjadi pribadi yang berhasil dengan luar biasa. Atau hanya biasa saja tanpa memiliki apa-apa.

Mungkin, kamu pernah atau bahkan sering merasakan kegagalan dalam mencapai impian-impianmu. Gagal dalam ujian. Tidak lolos seleksi masuk perguruan tinggi. Tidak masuk klasifikasi pekerja yang mumpuni. Atau bahkan kerap kali mengalami penolakan dari seseorang yang menjadi tambatan hati. Percayalah, tidak setiap hal buruk yang menimpamu adalah atas dasar dirimu bodoh atau tidak layak untuk bahagia. Melainkan, pasti ada rencana Tuhan, berikut semesta yang akan menyajikan sebuah panggung kehidupan untukmu yang sama sekali berbeda dengan milik orang lain.

Namun, tidak jarang kamu melihat keberhasilan teman-teman sebayamu yang lain, yang telah memiliki prestasi atau pencapaian yang lebih daripada apa yang kamu miliki sekarang. Mereka seolah berdiri di atas angin, di hadapanmu saat ini. Sedangkan, kamu hanya mampu menatap mereka dari kejauhan tanah yang tandus nan berdebu. Kemudian kamu mulai membanding-bandingkan hidupmu dengan hidupnya. Seolah, hidupnya lebih bahagia dan lebih sempurna daripada hidupmu.

Padahal, kamu hanya tidak tahu apa-apa yang telah ia lewati untuk bisa sampai pada titik keberhasilan itu. Kamu hanya belum memahami, apa saja yang ia korbankan untuk dapat meraih apa-apa yang ia impikan saat ini. Mungkin kebahagiaan, mungkin waktu, mungkin perasaan, mungkin materi, dan lain sebagainya. Sedangkan cucuran air mata, keringat, dan perasaan hampir menyerah begitu saja mereka sembunyikan dan kubur dalam-dalam di tempat paling rahasia, yang hanya mereka sendiri yang tahu dimana.

Ah, sudahkah kamu berpikiran sampai ke sana?

Berdirilah di depan cermin dan katakan pada pantulan yang muncul di sana. Bahwa, “Aku juga bisa menjadi sepertinya. Dia saja bisa, kenapa aku tidak?”. Tantang dirimu untuk menembus batas-batas juang yang kamu miliki. Perkuat itu dengan terus menerus memotivasi diri. Nikmati setiap proses yang harus dijalani. Sembari berdo’a, menyerahkan apa-apa yang tak bisa kamu lampaui hanya kepada Tuhan yang Maha Mengetahui.


Maka, sebuah keberhasilan yang kamu ingini meningkat menjadi sebuah keniscayaan yang mungkin bisa terjadi. Hanya saja, jangan pernah harapkan apapun kepada manusia, karena itu akan membuatmu terluka. Melainkan, berharaplah hanya pada Sang Pencipta. Karena Dia, yang telah menuliskan skenario berikut lika-liku dalam hidupmu hingga sedemikian rupa.
 

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

0 comments:

Post a Comment