Friday, September 21, 2018

PROSA : Definisi Perjuangan


Definisi perjuangan menurut masing-masing dari kita tentu saja berbeda satu sama lain. Beda pola pikir, cara pandang, daya upaya, dan tujuan yang ingin diperjuangkan itu sendiri.

Lantas, bagaimana langkah awal kita memulainya?

Kita ambil contoh dari negara Jepang dengan segala kemajuan yang ada padanya. Sejenak mengesampingkan perihal pandangan agama ataupun mental spiritual pada warga negaranya.

Setelah kota Nagasaki dan Hiroshima dibom, yang otomatis membuat Jepang kalah telak pada Perang Dunia II tahun 1945. Mau tidak mau mereka harus merencanakan dan membangun kembali setiap aspek kehidupan yang mereka butuhkan dari nol. Maka, perencanaan jangka panjang pun langsung mereka buat untuk membangun segalanya. Tidak sekadar 10-20 tahun, melainkan 50-100 tahun.

Olahraga juga mereka anggap sebagai salah satu aspek kehidupan yang harus segera mereka bangun. Maka olahraga pun tidak lepas dari perencanaan jangka panjang yang mereka lakukan.

Tiga tahun sebelum mereka menyelenggarakan Olimpiade Tokyo tahun 1964, sebuah konsep perencanaan olahraga jangka panjang dikeluarkan. Satu konsep yang kemudian diberi nama _Japan Sport Promotion Act_ ini terus mereka pegang hingga 50 tahun setelahnya.

Yang menarik dari konsep perencanaan yang mereka bangun adalah mereka sama sekali tidak terlihat langsung berambisi meraih prestasi dalam waktu dekat. Hanya ada satu kalimat dalam target perencanaan ini, dan dalam kalimat tersebut sama sekali tidak menyinggung masalah Olimpiade, Piala Dunia, atau semacamnya.

_"Sports for Everyone! Create a Society in which everyone shares the joy and the excitement of sports and support sports."_
Membuat seluruh masyarakat senang berolahraga adalah tujuan utama dari program 50 tahun mereka. Prestasi top atlet hanya disebutkan pada salah satu kunci keberhasilan perencanaan ini. Dimana mereka harus bisa meraih medali olimpiade lebih banyak dari olimpiade sebelumnya. Namun pada intinya, yang diinginkan oleh pemerintah Jepang dalam 50 tahun adalah membuat semua masyarakat senang berolahraga.

Pada praktiknya, mereka kemudian membuat 3 hal penting untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Fasilitas untuk berolahraga, Event-event olahraga, dan pemberdayaan klub-klub olahraga. Hasilnya, sebuah survei yang dilakukan oleh _Sasakawa Sport Foundation_ menyebutkan bahwa pada tahun 1990, masyarakat Jepang yang berolahraga secara rutin dengan intensitas lebih dari 3 kali satu minggu hanya sebesar 23,7%. Dan pada tahun 2012 lalu, angka ini meningkat dua kali lipat hingga mencapai 59,1%.

Ya. Ini baru satu aspek dari keseluruhan aspek pembangunan kembali, pada negara Jepang. Dapat kita lihat bahwa pemerintah Jepang berikut warganya dengan serius saling bahu membahu untuk memajukan kembali geliat perjuangan demi mencapai predikat negara maju.

Hari ini, dapat kita lihat juga bahwa Jepang telah benar-benar menunaikan rencana-rencana pembangunan bangsanya. Lebih dari itu, Jepang perlahan kembali membuktikan bahwa, "Nippon pemimpin Asia", "Nippon pelindung Asia", "Nippon cahaya Asia". Semboyan 3A yang mereka gembar-gemborkan sebelum kekalahan pada Perang Dunia II, berhasil mereka dapatkan kembali.

Jika berkaca pada negeri kita sendiri, Indonesia. Maka sudahkah kita melakukan hal yang sama? Jangan bicara tentang banyak aspek terlebih dahulu. Bicara tentang aspek termudah, semisal tentang ahlak dan pola pikir warga negaranya dulu. Sudahkah mencerminkan sebagai warga negara yag santun dan terdidik?

Maka mungkin ada baiknya jika fokus perhatian kita sedikit dirubah untuk tujuan-tujuan kecil yang lebih mungkin untuk kita raih saat ini. Segera ubah pola pikir kita yang sering memaksa meraih hal yang terlalu mewah padahal hal sederhana yang krusial sama sekali belum bisa kita raih.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

0 comments:

Post a Comment