Sunday, September 9, 2018

One Day One Post : TANTANGAN I



Malam itu aku baru saja menyelesaikan pembayaran hutang tulisan untuk beberapa hari dimana aku tidak menulis di komunitas One Day One Post. Sebelum akhirnya, dengan tanpa sengaja jemariku nakal membuka chat grup Whatsapp yang sudah sampai ratusan. Ah, sial! Padahal, aku ingin membacanya nanti. Terpaksa kutunda pekerjaanku yang sedang berusaha sekuat mungkin untuk menyelesaikan beberapa tulisan lagi yang masih menjadi hutangku.

Kumatikan data seluler pada gawai yang sekarang kugenggam. Lantas, melakukan panjat sosial di grup tersebut dengan membaca tiap pesannya satu demi satu. Haha, sebenarnya tidak seperti itu juga, sih. Karena kebanyakan anggota hanya berbasa-basi antara satu sama lain. Hingga akhirnya mataku tertumbuk pada tulisan salah seorang admin yang nomor kontaknya aku simpan.

Dalam tulisan tersebut tiap anggota diharuskan mengerjakan sebuah tulisan yang mengandung tiga kata unik. Nyaliku ciut seketika bagaikan seekor ulat yang mamerangkap diri dalam jalinan kepompong. Tidak tahu tulisan seperti apa yang ingin kutulis.

Waktu bergerak cepat hingga membawaku pada hari ini. Ahad pagi dengan semangat pagi, meski saat mengetik tulisan ini sudah siang. Haha. Abaikan sajalah aku yang entah hendak menulis tulisan seperti apa ini. Aku pun tidak tahu tulisan ini akan masuk dalam kategori apa. Karena sampai pada titik ini, aku masih mengejar sebanyak seratusan kata lagi untuk mencapai batas minimal tiga ratus kata yang telah ditentukan oleh para punggawa ODOP. Begitu singkatan Komunitas One Day One Post yang sekarang kuikuti.

Selain menuliskan tulisan kurang bermutu ini, aku melakukan hal lainnya, yaitu mendengarkan suara merdu Syeikh Mishary Rasyid yang sedang membacakan juz 30 dengan berbagai macam gaya qira’ah. Sungguh menentramkan hati, jiwa, dan pikiran. Andai saja beliau paham bahasa Indonesia, atau aku yang menguasai bahasa Arab, mungkin akan kukirimkan sebentuk surat berisi do’a-do’a baik berikut harapan-harapan baik untuknya. Akan kumasukkan surat tersebut dalam sebuah amplop, untuk akhirnya dikirim ke Arab Saudi sana, menemui penerimanya. Namun sayangnya, aku tidak tahu alamat Syeikh Mishary Rasyid berada.

#TantanganODOP1
#onedayonepost
#odopbatch6
This entry was posted in

0 comments:

Post a Comment