Friday, September 21, 2018

PROSA : Kebaikan Itu..

Aku tahu, setiap jalan menuju kebaikan itu pasti banyak rintangannya, sulit medan tempuhnya, sedikit yang mempertahankannya.

Aku tahu, setiap kita pasti tak ingin menjadi orang yag buruk lakunya. Jikapun keburukan itu pada akhirnya tetap terlaksana, pasti tak lain tak bukan ada campur tangan setan di dalamnya.

Aku tahu, bahwa godaan setan kepada kita manusia ini, sangat beragam jenisnya. Mulai dari yang menggiurkan sampai yang membuat tidak tahan.

Tapi, apakah kita tidak ingat? Bahwa kita adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Bahwa hidupnya kita di dunia ini adalah untuk dijadikan khalifah atau pemimpin oleh Allah di bumi-Nya ini. Namun, tentu saja sesuai dengan apa yang Tuan kita inginkan, yaitu Allah. Serta menurut apa yang telah diajarkan kekasihNya, Rasulullah Muhammad SAW.

Tapi jika kita keluar daripada itu semua?

Apakah kita tidak malu dengan generasi terbaik umat manusia dulu? Ketika zaman para sahabat dan tabi'in. Yang bahkan merelakan harta, jiwa, dan diri mereka untuk dien yang sempurna ini.

Jangankan jihad pemikiran dan jihad mental. Jihad fisik pun mereka jabanin! Ada yang rela tangannya terputus untuk membela agama Allah. Ada yang rela lehernya terpenggal untuk menegakkan kalimat tauhid dalam dirinya. Dan banyak lagi yang lainnya. Dan, mereka yang mati dengan cara seperti itu, sesungguhnya mereka tidak benar-benar mati di sisi Allah. Karena jiwa  mereka tetap hidup dan bahagia di sisiNya.

Lalu apa kabar dengan kita hari ini?

Sudah sampai mana jihad yang sebenarnya kita tunaikan?

Apakah kita yakin, hanya dengan percaya bahwa Allah adalah Rabb, Muhammad adalah utusan-Nya, Islam adalah agama paling benar. Lantas sudah cukup sampai disitu?

Tidak! Kita masih harus berjuang untuk membuktikan keyakinan itu. Kita masih harus membuktikan kepada Allah, dengan bukti yang sebenar-benarnya, akan keyakinan yang kita pegang ini.

Namun, bahkan tidak sedikit dari kita yang tumbang di tengah jalan, bahkan enggan untuk benar-benar membuktikan kebenaran. Seakan kita sudah cukup dengan ibadah-ibadah yang selama ini kita lakukan.

Astaghfirullah. Betapa sombongnya kita ini, betapa kerdilnya akal kita berjalan. Mungkin benar, iman kita kurang piknik.

Lantas, tidak tahukah kita atas tetesan darah yang setiap hari tertumpah di Suriah sana? Di Palestina, di Myanmar, di belahan bumi lainnya, bahkan nusantara sekalipun?

Ataukah kita yang justru tetap lelap menutup mata, tetap santai menyumpal telinga, selalu tidak sigap mengulurkan tangan untuk meringankan derita?

Pulanglah, tangisi diri kita sendiri. Yang tidak setangguh para pendahulu kita. Yang belum seberani para shalafusshalih. Tanyakan pada diri kita, apakah kita benar-benar seorang muslim, atau hanya bersembunyi dibalik topeng Islam?

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

0 comments:

Post a Comment