Sunday, October 28, 2018

Si Kulit Putih I

Desau angin bulan September menerbangkan rambutku satu-satu. Sembari menikmati ayunan di tengah taman, sedikit kudendangkan lagu-lagu rindu. Gemerisik daun di pohonan kanan-kiriku malah berkisikan satu-satu. Hufft.

Hari ke-empat di bulan September. Rasanya, baru beberapa hari orang itu pergi meninggalkan kota. Rasanya, baru tempo hari ia mengulum senyum padaku, dan berjanji untuk segera kembali. Rasanya, baru kemarin pipiku – untuk pertama kalinya bersemu merah didepannya. Bagaimana, ya kabarnya? Kurasa, aku terlalu merindukannya. Sampai tak terhitung berapa kali aku datang ke tempat ini, duduk di ayunan, melamun, tersenyum sendiri, sampai terharu.

Si kulit putih. Begitu kunamai dirinya. Karena memang kulitnya putih. Dan bukan pribumi. Darah yang mengalir padanya adalah darah biru. Matanya bukan cokelat atau hitam, tapi kelabu. Rambutnya pun bukan hitam. Melainkan pirang kekuningan. Aku mengenalnya sejak usia enam. Sejak pertama kali aku bisa naik sepeda roda dua. Si kulit putih bukan anak yang sombong. Dia sangat ramah, berwajah imut, dan pastinya tampan.

Saat itu, kami bertemu tidak sengaja di jalanan komplek yang lengang. Aku yang baru saja menganggap diriku mahir naik sepeda roda dua, tiba-tiba kehilangan keseimbangan ketika tidak sengaja melintasi batu berukuran sedang. Naas, selokan disamping kiriku telah lebih dulu menerima tubuh kecil beserta sepedaku, masuk kedalamnya. Tangis pun menyeruak seketika. Tak nampak tanda-tanda orang yang lewat di sana. Aku menangis, meminta tolong sampai kehsbisan kata-kata. Sampai akhirnya, terdengar suara memekik dari belakangku.

"Ya ampun! Adik kecil tidak apa-apa?"

Kubiarkan tanya itu menggantubg di udara. Tanpa jawaban. Karena terlalu lama menangis, bahkan meronta, aky jadi kehabisan suara. Nafasku tersengal. Kakiku makin pegal. Tapi beruntung, si pemilik suara tadi segera memapahku dan sepedaku keluar dari selokan.

Yang terlintas dipikiranku pertama kali adalah, dia malaikat penolong yang dikirim Tuhan untukku. Dan dia masih anak-anak, sama sepertiku. Hanya saja, kurasa aku lebih pendek beberapa senti darinya.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
This entry was posted in

0 comments:

Post a Comment