Tuesday, October 30, 2018

Eksistensi Blogger dan Manusia Digital



Setiap pagi setelah aku membuka mata, kurang afdol rasanya kalau tidak membuka gadget dulu. Menghidupkan data, mengecek chat di WA atau notifikasi di IG. Salah satu kebiasaan yang bisa jadi buruk, karena membuat diri lama untuk bergegas bangkit dari tempat tidur. Namun, apakah kebiasaan tersebut bisa digolongkan menjadi kebiasaan baik? Entahlah. Kurasa, aku sudah pantas menyandang predikat sebagai manusia digital.
Benar saja, hari-hariku tidak pernah luput dari bermain hp, laptop, dan lain sebagainya. Wi-fi dan kuota internet seolah menjadi sebuah kebutuhan agar tetap bisa bertahan hidup. Betapa begitu tergantungnya diri ini pada hal-hal sepele semacam itu. Namun, jika salah satu dari kedua hal itu tak terpenuhi, maka ada saja perasaan yang hilang. Seolah membutuhkan sesuatu untuk bisa tetap menyambung kehidupan.
Lucu memang. Hidup di era digital seperti sekarang ini membuat banyak orang serba salah. Di satu sisi, kehidupan seolah menjadi begitu mudah karena fleksibelitas teknologi informasi dan komunikasi yang kian menyingkat dan tanpa ada jarak lagi dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dari suatu ruang ke ruang lainnya. mudah saja bagi seseorang untuk berkomunikasi tanpa peduli lagi pada jarak dan waktu. Namun di sisi lain, orang-orang menjadi begit bergantung pada keadaan yang serba mudah ini. menjadi pribadi-pribadi instan yang maunya apa-apa langsung jadi.
Serunya hidup di era digital kadang membuat seseorang yang awalnya bersemangat mengerjakan suatu hal, lantas tiba-tiba di tengah jalan terjeda karena melihat story wa teman dahulu. Atau mungkin membalas chatting terlebih dahulu, lantas terus-terusan melakukan hal yang sama, dan lupa pada niat di awal untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat.
Serunya hidup di era digital juga bisa membuat seseorang yang awalnya terbelakang, menjadi seseorang yang begitu terdepan dalam hal informasi. Tersebab keberadaan ruang dan waktu hanya menjadi setipis benang, bahkan tak lagi memiliki batas. Mampu memanfaatkan kemajuan teknologi dengan karya dan hal-hal bermanfaat lainnya, adalah salah satu kelebihan yang begitu luar biasa.
Selain itu, hidup di era digital berarti juga mempunyai dunia lain yang berupa digitalisasi kehidupan. Hal ini memungkikan seseorang juga memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan digital, atau tak terlihat seperti halnya pekerjaan-pekerjaan biasa yang selama ini kita kenali.
Seperti halnya blogger, online shopper, jasa penulisan artikel digital, dan lain sebagainya. Sebagai seorang blogger misalnya, harus sebisa mungkin merawat blognya hingga benar-benar menghasilkan pundi-pundi untuk membeli sesuap nasi. Salah satu cara agar blog menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan ialah dengan mendaftarkannya pada domain yang sudah diakui.
Domain murah menjadi pilihan bagi para blogger untuk bertahan hidup dalam dunia blog. Membeli hosting murah juga bisa menyelamatkan eksistensinya di dunia digital yang semakin keras ini. Nah, domain sendiri merupakan nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi alamat (IP address) server komputer seperti web server atau email server di internet. Sedangkan fungsi domain sendiri yakni adalah untuk mempermudah pengguna di internet pada saat melakukan akses ke server, selain juga dipakai untuk mengingat nama server yang dikunjungi tanpa harus mengenal deretan angka yang rumit yang dikenal sebagai IP address.
Sedangkan hosting (Web Hosting / sewa hosting) adalah penyewaan tempat untuk menampung data-data yang diperlukan oleh sebuah website dan sehingga dapat diakses lewat Internet. Data disini dapat berupa file, gambar, email, aplikasi/program/script dan database. Hostingan sendiri mempunyai kapasitas yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan suatu website atau aplikasi. Misalnya Hostingan digunakan oleh website universitas untuk menyimpan data para mahasiswa, atau bisa juga menyimpan informasi seperti gambar, artikel, file dokumen dan lainnya di database yang ada pada hostingan.
Domainesia menjadi rekomendasi bagi Anda yang menginginkan jasa.

#TantanganODOP6
#odopbatch6
#nonfiksi
#lombablog

0 comments:

Post a Comment