Saturday, October 20, 2018

Tentang Jilbab


Sebelum menuju ke poin bahwa berjilbab (mengenakan kain panjang yang menutup seluruh tubuh) adalah kewajiban yang diperintahkan Allah untuk setiap muslimah yang sudah baligh. Ada baiknya kita membicarakan tentang wanita dan fitrah-fitrahnya terlebih dahulu.

Pertama. Wanita itu memang diciptakan Allah sebagai satu dari sekian banyak keindahan yang ada di dunia ini. Menjadi satu dari sekian juta keajaiban dunia yang Allah bentuk dengan kebengkokan yang justru menguatkan. Dengan segala kelemahan, keanehan, serta kebutuhan untuk dilindungi. Pada akhirnya, wanita menjadi yang paling diminati oleh seluruh dunia. Singkatnya, ketika seorang wanita itu baik, maka akan menjadi sebaik-baik perhiasan dunia. Namun jika sebaliknya, maka akan menjadi seburuk-buruk fitnah yang pernah ada. Bahkan bisa jadi, lebih dahsyat dari godaan setan sekalipun.

Kedua, memang benar bahwa sifat alamiah yang dimiliki seorang wanita adalah dilindungi, dijaga, diperlakukan dengan baik. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan menutup dan menjaga diri sendiri dari gangguan mana-mana yang datang menghampiri.

Nah, kembali lagi pada hakikat jilbab. Sebenarnya, bagi wanita yang sadar bahwa mata lelaki yang tidak terjaga adalah sebuah kecelakaan yang besar bagi dirinya. Bahwa mata yang jelalatan itu kadang bisa menjadi satu dari sekian banyak sebab, mengapa wanita selalu menjadi korban kekerasan seksual, perdagangan manusia, bahkan budak nafsu bagi para kepala tak bertanggung jawab dalam suatu perkumpulan.

Wanita bahkan dijadikan hibah (hadiah) atau piala bergilir yang bisa dengan mudah dimiliki siapa saja. Sungguh, kejahiliyahan yang dahulu telah mati-matian dibumi hanguskan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, kini seakan tinggal cerita. Yang bahkan sekadar menjadi kalimat pembuka yang diucapkan untuk mengawali sebuah aksara, tanpa diresapi dengan hati makna disebalik ucapan mulia itu.

"Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang telah membebaskan kita dari zaman jahiliyah, menuju zaman islamiyah seperti sekarang ini."

Astaghfirullah. Zaman islamiyah yang bagaimana? Yang malah mengusir ustad demi sebuah kepentingan. Yang langsung pasang telinga untuk mendengarkan dan taat kepada penguasa lebih dari takut kepada Allah.

Sungguh, zaman islamiyah yang bagaimana?

Ketika minoritas menginjak-injak mayoritas, seakan mereka berpikir bahwa Allah tidak menyaksikan. Padahal, telah Allah siapkan makar lebih besar untuk membalas perbuatan hamba-hambaNya yang melampaui batas.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
This entry was posted in

0 comments:

Post a Comment